Ketiadaan Turis Asing Dampaknya Sangat Dirasakan Para Seniman Braga

- 1 Oktober 2020, 17:36 WIB
Seniman di Braga.
Seniman di Braga. /



GALAMEDIA - Cuaca kota Bandung sedang cerah, panas matahari cukup terik. Terlihat juga beberapa gumpalan awan di langit membuat cuaca hari ini belum bisa diprediksi antara akan turun hujan atau akan tetap seperti ini.

Sementara itu, aktivitas di salah satu jalan terkenal di kota Bandung yakni Jalan Braga, tidak begitu ramai seperti hari-hari biasanya. Namun para seniman yang sering berjualan hasil seni seperti lukisan dan ukiran, masih setia berjejer di sepanjang trotoar jalan.

Sejak diberlakukannya PSBB Juni lalu, sektor pariwisata memang sempat dibatasi bahkan diberhentikan sementara. Hal itu juga berdampak pada sektor ekonomi.

Baca Juga: Tepis Tudingan Kontroversial, Kembali Menyapa Publik Meghan Markle Tak Bisa Menyembunyikan Kemarahan

Kunjungan turis asing ke Bandung sedikit banyaknya akan berdampak pada semua sektor tersebut. Tak terkecuali para seniman Braga yang notabene sering dikunjungi para turis asing.

Para seniman ini merasakan sekali dampaknya terutama penjualan karyanya.

Ramdan (60) misalnya, seniman handy craft ini mengaku penjualannya turun drastis bahkan hilang.

Baca Juga: Ini Wilayah yang Paling Parah Jika Terjadi Tsunami Setinggi 20 Meter di Pantai Selatan Jawa

"Kondisinya lagi begini, ya mau bagaimana lagi. Ini (pandemi) juga kan bukan kita saja yang mengalami, tapi seluruh dunia. Sehari biasanya laku sekitar lebih dari 20 buah, sekarang sangat susah terjual,” katanya.

Ramdan sendiri menjual produk seni handy craft berupa wayang golek tokoh-tokoh wayang sunda, topeng dan ukiran-ukiran lain dari kayu dengan kisaran harga mulai dari Rp50 ribu hingga Rp500 ribu.

Menurut penuturannya, sampai siang hari ini, sejak pukul 10 ia berjualan, dagangannya belum ada yang beli sama sekali.

Baca Juga: Cari Pelaku Grafiti Anti-Kim Jong Un, Korea Utara Periksa Tulisan Tangan Semua Warga

Ramdan yang mendapatkan ilmu ukir-mengukir dari ayahnya ini, membuat handy craft¬-nya menggunakan kayu albasia dan tidak berjualan di tempat lain seperti e-commerce  dan selain Jalan Braga.

“Turis asing biasanya suka beli wayang golek yang belum dicat. Supaya bisa mereka kreasikan karena selera mereka cukup tinggi. Bulan ini biasanya sudah mulai banyak turis asing yang berkunjung, tapi tahun ini tidak,” keluhnya.

Namun pria yang berhasil menyekolahkan ketiga anaknya sampai perguruan tinggi tersebut mengaku masih bersyukur, karena masih sehat dan punya anak yang bisa membantu.

Baca Juga: Jadi Ini Cita-cita Yena Jika Terpilih Jadi Orang Nomor Satu di Kabupaten Bandung

“Umur segini mah tinggal nikmatin aja, anak sudah selesai disekolahkan, masih diberi kesehatan juga. Tinggal ngajak main cucu,” tutupnya

Bernasib sama dengan Ramdan, salah satu penjual lukisan di kawasan yang sama yaitu Ae, juga mengaku, lukisannya mengalami penurunan penjualan dan tidak stabil. Lukisan yang dijual oleh pedagang yang membuka lapaknya di ujung trotoar jalan Braga ini memiliki harga berkisar Rp150 hingga Rp500 ribu.*** (Revi Lestari.job)

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x