Orang yang menunda taubat sampai ajal menjemput, itu cara untuk melakukan taubat dengan cara mengingat kematian dan bencana. Sebagaimana dalam hadits riwayat At-Tirmidzi no. 2307; an Nasai 4/4; dan dishahihkan oleh Ibnu hibban, Rasulullah bersabda:
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اَللَّذَّاتِ: اَلْمَوْتِ
"Perbanyaklah juga mengingat sesuatu yang menghilangkan kenikmatan, yaitu kematian."
4. Remehkan kemaksiatan
Setan akan membuat manusia untuk meremehkan kemaksiatan kalau dosa yang dilakukan hanya dosa kecil.
Setan berkata :"dosa-dosamu masih sedikit dibandingkan dosa orang lain. Allah Maha Pengampun dan Penyayang. Dia juga tidak akan menyiksamu dengan dosa ini.”
Sebagaimana dalam hadits riwayat Al-Bukhari no. 5833; al Tirmidzi no. 2421; Ahmad no. 3446, Ibnu Mas'ud radliyallah 'anhu berkata:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى أَنْفِهِ قَالَ بِهِ هَكَذَا فَطَارَ
"Sesungguhnya seorang mukmin ketika dalam melihat dosanya, seolah-olah ia berada di bawah gunung, yang takut akan menimpanya. Dan sungguh seorang fajir melihat dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya, lalu ia kemudian berkata seperti ini, maka lalat itu pun terbang."
5. Putus asa
Ketika dosa yang dilakukan telah banyak, sehingga ada rasa takut dan putus asa menutupinya dan memohon ampunan kepada Allah, takut seandainya tidak akan diampuni. Padahal Allah itu maha pengampun. Kemudian, setan akan membisikkan untuk melakukan bunuh diri atau terus menambah dosa. Sebagaimana ada pada surah Az-Zumar: 53, Allah berfirman: