The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (13)

- 8 Oktober 2020, 11:06 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /


Karya Herdi Pamungkas

GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya, diceritakan Abah dan Ambu telah sampai halaman rumah Haji Sobana. Berkunjung ke rumah Haji Sobana tidak lain  hanya memberikan keleluasan pada Nyi Iteung dan Sarkawi agar bisa saling mencurahkan isi hatinya, serta tidak merasa cangggung karena keberadaannya. Berikut lanjutannya;

"Aya, saha di luar asa wawuh sorana?" Ambu Haji bergegas ikut menyambut. "Lawas ti lawas! Sugan teh bukan dulur, Ambu, Abah geuning. Bagja. Aeh ari si Geulis kamana? Apakah tidak ikut?"

"Heueuh, asa tidak kelihatan dari tadi si Nyai. Duaan saja ini teh, Abah?" tatap Haji Sobana.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan : Baju Hikmat (1)

"Ulah waka ngobrol diburuan atuh kajarero heula!" ajak Ambu Haji.

"Heueuh, hayu atuh di dalam saja ngobrolnya supaya rineh!" Haji Sobana menggandeng Abah.

Pribumi dan tamu tampak bahagia. Mereka memasuki ruang tamu rumah Haji Sobana. Duduk-duduk sejenak, tidak lama berselang datang pembantu menyuguhkan minuman dan makanan ringan.

Setelah meletakannya di meja pergi kembali. Sempat tersirat dalam pikiran Abah dan Ambu pertanyaan. Namun mereka tidak mengungkapkannya.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (2)

Karena sungguh tidak mungkin jika istrinya Sukria masih jadi pembantu di rumah Haji Sobana, begitu juga Sukria sendiri. Bukankah anaknya saja sudah menjadi orang kaya.

"Ke, ke, ari Abah jeung Ambu teh naha sengaja saja nganjang ka kuring ?" Haji Sobana mengerutkan keningnya.

"Ari Haji nya ngahaja atuh nganjang. Kalau tidak sengaja mah mana mungkin kuring aya di imah Haji," jawab Abah.

"Ih, sukur atuh ari kitu mah, Abah. Heueuh ngan asa rareuwas we ari dianjangan ku dulur jauh teh?"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan Baju Hikmat (3)

"Ah, tidak usah reuwas, Haji! Ari sategesna mah begini," Abah menceritakan. Kedatangannya ke Kampung Cingur tidak lain memenuhi undangan Sarkawi yang kini sudah menjadi orang yang paling kaya.

"Oh, kitu, Abah," Haji Sobana mengangguk-angguk. Dalam benaknya terbayang kejadian tiga tahun yang lalu. Bukankah waktu itu Abah pernah menolak lamaran Sarkawi. Karena ayahnya sebagai tukang urus ternak di rumahnya.

Namun Haji Sobana tidak mungkin mempertanyakan persoalan tiga tahun yang lalu. Dia hanya berbaik sangka saja pada niat Abah dan keluarganya, yang kini telah merestui hubungan anaknya dengan Sarkawi.

"Tah, kitu, Haji," terang Abah. "Asa kurang alus kasebutna kalau saya datang ke kampung Cingur tidak sindang dulu ke rumah Haji."

Bersambung.....

Editor: Brilliant Awal


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x