GALAMEDIA -- Di masa pandemi ini, hampir sebagian besar warga menghabiskan waktu di rumah. Demikian juga dengan Dr. Cama Juli Rianingrum, SSn., MSi., Sebagai seorang dosen, di sela-sela kesibukan mengajar secara online, kegiatan lain yang digemari anggota Komunitas22Ibu ini adalah berkebun. Salah satu tanaman yang paling digemari adalah bunga melati yang tumbuh subur merambat di pagar rumahnya.
Hal tersebut ternyata menjadi inspirasi dalam membuat sebuah karya seni untuk berpartisipasi dalam Pameran “Festival Kembang Kertas Sejagat Mewangi Nusantara 2020”.
Perenungan dengan mengamati halaman yang dipenuhi berbagai unsur kehidupan tumbuhan, seperti dedaunan, batang pohon kering, bunga dan tiupan angin, mendatangkan ide untuk membuat karya seni 3 dimensi.
Baca Juga: Awas Tekanan Darah Normal-Tinggi Luput dari Perhatian, Bisa jadi Ancaman Lima Tahun Kedepan
Sebagai salah satu anggota K22Ibu yang konsen dalam melestarikan budaya batik melalui seni lukis Batik Gutta Tamarind, karya lukisan batik tidak ditinggalkan.
Menatap kelopak mungil bunga melati putih yang halus sesuai dengan karakter kertas roti putih, maka kelopak-kelopak bunga melati dibuat dari kertas roti. Untuk rantingnya mengambil dahan-dahan kering yang tergeletak.
Implementasi karya dalam bidang 80 x 100 cm adalah perpaduan mix media lukisan batik Gutta Ttamarind dan bunga melati dari kertas roti yang dirangkai pada ranting pohon kering dengan mengikuti alur ranting, sehingga terlihat alami.
Baca Juga: Polisi Tangkap Para Petinggi KAMI, Fadli Zon Mengingatkan Kekuasaan Tak Pernah Abadi
Perpaduan warna hijau daun dari lukisan batik, ranting pohon coklat meghadirkan pesona bunga melati yang putih bersih terlihat hidup.