La Nina dan El Nino, Ini Perbedaan dan Dampak Keduanya pada Perubahan Iklim di Bumi

- 14 Oktober 2020, 13:34 WIB
Ilustrasi dampak La Nina. Efek La Nina diperkirakan puncaknya Desember-Januari. Foto Ilustrasi
Ilustrasi dampak La Nina. Efek La Nina diperkirakan puncaknya Desember-Januari. Foto Ilustrasi /PIXABAY/David Mark


GALAMEDIA - Di antara gejala karena perubahan iklim Bumi adalah La Nina dan El Nino. El Nino adalah kejadian di mana suhu air laut yang ada di Samudra Pasifik memanas di atas rata-rata suhu normal.

Sedangkan La Nina adalah peristiwa turunnya suhu air laut di Samudera Pasifik di bawah suhu rata rata sekitarnya.

Berdasarkan acuan sejarah, seperti yang dikutip galamedia dari laman pusatkrisis.kemkes.go.id, El Nino merupakan sebuah peristiwa yang terjadi dan diamati oleh penduduk dan nelayan dari Peru dan Ekuador yang bermukim di sekitar pantai Samudera Pasifik bagian timur, yang basanya terjadi pada Desember.

Baca Juga: Dalam Omnibus Law, Hotman Paris: Majikan Tidak Bayar Pesangon Bisa Dipenjara 4 Tahun

Peristiwa yang diamati oleh masyarakat tersebut adalah peristiwa meningkatnya suhu air laut. Setelah lama meneliti, para ahli ternyata juga menemukan peristiwa kebalikan dari El Nino yaitu peristiwa di mana suhu air laut menghangat , yang dinamakan La Nina.

Di mana fenomena ini memiliki rentang waktu 2-7 tahun. Terjadinya El Nino disebabkan oleh meningkatnya suhu perairan di Pasifik timur dan tengah yang mengakibatkan meningkatnya suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada diatasnya.

Dimana peristiwa ini menyebabkan pembentukan awan yang juga meningkatkan curah hujan pada kawasan tersebut.

Baca Juga: Siswa SMK Negeri 1 Ngawi Gugat Undang-undang Cipta Kerja ke Mahkamah Konstitusi

Dan juga mengakibatkan tekanan udara pada barat Samudera Pasifik yang menghambat pertumbuhan awan di laut Indonesia bagian timur yang membuat curah hujan menurun secara tidak normal di beberapa wilayah di Indonesia.

Sedangkan La Nina, disebabkan oleh suhu permukaan laut pada bagian barat dan timur Pasifik yang menjadi lebih tinggi daripada biasanya. Kejadian tersebut menyebabkan tekanan udara pada ekuator Pasifik barat menurun yang mendorong pembentukkan awan berlebihan dan menyebabkan curah hujan tinggi pada daerah yang terdampak.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x