The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (21)

- 18 Oktober 2020, 12:26 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /



Karya Herdi Pamungkas

GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya,  "Terganjal dengan pakain dalam kayaknya?" Nyi Iteung semakin penasaran untuk mengenakannya. Lalu seluruh pakaainnya dilucuti, yang tinggal hanya kalung permata.

"Ih, pas banget!" senyumnya. "Enak banget dipakainya, lebih nyaman rasanya dibanding pakaian sutra tadi," ujar Nyi Iteung. Lalu menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Sayang tidak ada cermin di ruangan ini! Mau dipakai aja pakaian ini dan Iteung pinta ke Kang Sarkawi. Rasanya pantas dengan kalung berlian ini," sambil jalan pelan melenggak-lenggok.  Berikut lanjutannya;

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (13)

Nyi Iteung keluar dari ruangan, lalu berjalan dengan gaya laksana model di atas catwalk.

"Bi Icih masih tiduran disini? Apa pingsan, kasihan juga. Tapi bandelnya minta ampun padahal Iteung ini akan jadi dunungan manehna," mendekat ke arah Bi Icih.

"Bibi, bangun!" ujarnya agak keras, menggoyang-goyangan bahunya.

Bi Icih mulai siuman, mendengar suara aneh disampingnya. Matanya dibuka sedikit-sedikit lalu jari-jemari tangannya dipakai untuk menguceknya. Kembali menatap yang mebangunkannya.
"Ba, ba, ba," betapa kagetnya Bi Icih. Lalu bergegas bangun, kembali  berteriak dan berlari meninggalkan ruangan.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (14)

"Kunaon si Bibi? Lulumpatan mani tibabaranting kitu seperti ada yang ditakuti. Naha sieun ku Iteung?" gerutunya.

Bi Icih lari keluar dari rumah mewah Sarkawi. Nyi Iteung mengejar di belakannya. Pikirnya mungkin dia merasa bersalah pada dirinya karena tadi sudah berani menarik pergelangan kakinya yang hampir menyebabkan dirinya terjatuh.

"Jangan lari tungguan Iteung mah tidak akan marah sama, Bibi!" Nyi Iteung mengejar.

"Tulung!" yang dikejar semakin kencang.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (15)

Sesampainya di luar pekarangan sejenak menoleh ke belakang.

"Cilaka semakin dekat!" teriaknya. "Kalau begitu mah saya harus lari ke rumah Haji Sobana nyusul Juragan Sarkawi," lalu berbelok.

Bi Icih sambil berlari kadang menoleh ke belakang, lalu berbelok, sembunyi sebentar dan lari lagi. Hingga tidak tampak lagi yang mengejar dibelakangnya.

"Sekarang mah sudah tidak dikejar kayaknya?" gumannya. Seraya meneruskan langkah dengan tidak berlari lagi. Jalan cepat. Meski demikian tetap saja selalu menoleh ke belakang takut tiba-tiba yang mengejarnya muncul.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (16)

Sehingga ketika Sarkawi lewat dengan mobilnya luput dari jangkauan Bi Icih.

Sarkawi mengendarai mobil dengan tenang, lamgsung memasuki halaman rumahnya yang luas. Namun betapa terkejutnya ketika para penjaga rumahnya berhamburan di halaman.

"Ada apa ini? Mengapa kalian berkumpul di sini?" tanyanya stelah turun dari mobil.

"Nya, Nyai Iteung?"

"Kenapa memang?"

"Tidak ada di rumah,"

"Kemana? Apa yang telah terjadi?"

Bersambung....

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x