GALAMEDIANEWS – Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surah An Nisa ayat ke 103; “Fa idza qadlaitumush shalata fadzkurullaha qiyamaw wa qu’udaw wa ‘ala junubikum, fa idzathma’nantum fa aqimush shalah, innash shalata kanat’alal mu’mininakitabam mauquta”
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”
“Sangatlah jelas, bahwa sholat hanya diperuntukan bagi mereka yang beriman dan waktunya juga sudah ditentukan. Bersyukurlah bagi mereka pada waktu subuh masih diberikan kemampuan mendengarkan suara adzan dan iqomah kemudian bangun untuk mengambil air wudhu dan pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid,” kata Ustad Didi Saefulloh seorang pemuka agama di Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung dalam tausyiahnya.
Baca Juga: Begini Niat dan Tata Cara Mengerjakan Sholat Tahadjud
Disampaikan Ustad Didi Saefulloh, ada banyak umat Muslim yang masih diberikan kenikmatan diperdengarkan suara adzan dan iqomah pada waktu subuh. Tapi sedikit yang akan terbangun kemudian mengambil air wudhu dan bergegas pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah.
Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surah An Nisa ayat ke 103, bahwasanya sholat diperuntukan bagi mereka yang beriman dan waktunya sudah ditentukan. Tidak demikian bagi mereka yang tidak beriman, mengerjakan sholat merupakan hal yang sangat memberatkan.
“Bahkan ada banyak pendapat dari kalangan alim ulama bahwa bagi mereka yang mengaku berimanpun, kalau tidak mendapatkan Rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala sholat akan dirasakan sangat berat. Tidak sedikit mereka yang beriman tapi bila tidak diberikan Rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala ketika mendengat adzan dan iqomah tetap berleha-leha tidak bersegera mengambil air wudhu dan ke masjid,” kata Ustad Didi Saefulloh.
Baca Juga: PENTING, Khusyu Dalam Menjalankan Ibadah, Terutama Sholat
Menurut Ustad Didi Saefulloh, salah satu ciri Muslim yang ibadah puasanya diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah mereka yang diberikan Rahmat. “Dia akan menjaga ibadah puasanya meskipun bulan Ramadhan sudah lewat, dengan tetap mengerjakan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan, seperti masih tetap berpuasa semisal puasa Senin Kamis, menjalankan ibadah sholat berjamaah di masjid, berdzikir, bersholawat dan bertadarus,” kata Ustad Didi Saefulloh.
Ustad Didi Saefulloh mengutip salah satu hadist Bukhari yang berbunyi; “Sesungguhnya sholat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah sholat Isya dan sholat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.”