Diprediksi Bakal Hilang, Permainan Tradisonal Banyak Digali dan Dimainkan Di Tengah Pandemi Covid-19

- 27 Oktober 2020, 07:46 WIB
Permainan Congklak salah satu permainan tradisional berbasis rumahan yang mulai dimainkan warga di saat pandemi covid-19
Permainan Congklak salah satu permainan tradisional berbasis rumahan yang mulai dimainkan warga di saat pandemi covid-19 /selipan.com/

Baca Juga: Brace Lucas Alario Bantu Leverkusen Menang 3-1 Atas Augsburg di Bay Arena

Menurut Zaini, permainan tradisional berbasis rumahan ini menguntungkan bagi anak, terutama bisa menurunkan Psikosomatis pada anak karena terlalu lama belajar di dalam rumah.

"Bayangkan lebih dari tujuh bukan anak-anak belajar daring di dalam rumah, tetunya psikosomatisnya akan terganggu terlebih dengan pemberitaan soal Covid-19 setiap hari. Tapi dengan menggali permainan tradisional berbasis rumahan resiko ini bisa diturunkan," terangnya.

Dr. Mohamad Zaini Alif S.Sn, M.Ds
Dr. Mohamad Zaini Alif S.Sn, M.Ds

Dikatakan Zaini, dalam permainan tradisional ini baik rumahan atau di luar rumah, dibutuhkan sentuhan dengan alam, seprti tanah, air, air, dan sinar matahari. Ini yang tidak diperoleh di permianan online.

Zaini pun baiknya permainan tradisional berbasis rumahan ini dimainkan di luar rumah untuk zona hijau bersama teman atau tetangga. "Tapi untuk zona kunig, oranye maupun merah baiknya dimainkan di dalam rumah, cukup berinteraksi dengan orang tua, adik atau kakak," tambahnya.

Baca Juga: Rekor AC Milan Dihentikan AS Roma di Stadion Giuzeppe Meazza Lewat Drama Enam Gol

Sementara Sjamsul Hadi. SH.MM, Direktur Kepercayaaan Kepada Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbud RI mengatakan, naik daunnya permainan tradisional pihaknya mendorong agar permainan tradisional segera masuk ke kurikulum pendidikan.

Menurut Sjamsul, pihak Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) bersama pusat kurikulum tengah menyusun modul permaionan tradisional untuk masuk kurikulum.

"Pihak puskur tengah menyusun modul kurikulum pembelajaran yang memudahkan anak untuk belajar yang berbasis dengan kebudayaan tradisional mereka, seperti pendidikan sains, pendidikan jasmani (penjas), dan pendidikan seni budaya yang semuanya berbasis dari permainan tradisional (budaya mereka)," ujarnya.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x