“Harus tetap semangat. Harus tetap optimis, kita ini kuat dan dikuatkan untuk bisa bangkit kembali. Jangan terus menyerah begitu saja karena pandemi Covid-19.”
Kata demi kata tadi diucapkan oleh Djumono, salah seorang penyandang disabilitas daksa yang tinggal di kawasan Ciateul Kota Bandung.
Keterbatasan fisik tak mengurangi semangatnya untuk terus berusaha di masa pandemi Covid-19 ini.
Sebagaimana yang lain, lelaki berusia 53 tahun ini ikut merasakan dampak panjang dari pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Usaha membuat mug bersablon yang ditekuninya, kontan kehilangan pelanggan.
Baca Juga: Hasil Seleksi CPNS Diumumkan Hari Ini, Berikut Penjelasan BKN
Kendati itu usaha sampingan, namun tetap saja besar artinya bagi perekonomian bapak tiga anak ini. Usaha membuat mug bersablon itu mampu menambah insentif yang diperoleh Djumono yang aktif dalam National Paralympic Commite Indonesia (NPCI) Kota Bandung.
Dikisahkannya, saat usaha mug bersablon yang ditekuninya tidak lagi memperoleh order semenjak Mei 2020 silam. Djumono pun harus berpikir keras untuk mencari alternatif lainnya. Djumono tidak mau hanya berpangku tangan, pasrah dengan keadaan di masa pandemi Covid-19 ini.
Jalan itu ternyata ada. “Seorang teman menawari saya menjadi seller produk teh daun kelor celup. Teh kelor celup itu buatan teman disabilitas dari Yogyakarta sebagai produk jaringan disabilitas,” urai Djumono.
Baca Juga: Yuk Pahami dan Amalkan, Ini Arti dan Makna Asmaul Al Wakil, Al Qowiy, dan Al Matin