The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (31)

- 6 November 2020, 20:10 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /



Herdi Pamungkas

GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya,  Sekitar sejam lamanya di warung Mang Karman, mereka belum menemukan kabar yang berarti mengenai Nyi Iteung. Akhirnya Kabayan dan kawan-kawan memutuskan untuk meninggalkan warung Mang Karman.

Mereka menelusuri jalan perkampungan di Kampung Cingur. Menuju ke arah utara. Kanan kiri jalan terkadang berselang antara rumah penduduk dan persawahan.

"Cape juga, Bray! Apa mungkin Nyi Iteung berada di sawah?" Kemed mengusap keringat dikeningnya.

**

Sementara itu yang dicarinya telah berada di jalan perkampungan Cingur. Nyi Iteung yang merasakan keanehan saat mengejar Bi Icih berhenti sejenak.

"Aneh, setelah memakai pakaian yang bagus ini, tubuh Iteung terasa ringan ketika berlari. Tidak terasa lelah?" gumamnya. "Pantas tidak ada yang boleh tahu. Kalau di dalam kamar terlarang itu ada pakaian sebagus ini." berjalan lenggak-lenggok menurut perasaannya. Menelusuri jejak kaki Bi Icih. Berikut lanjutannya;

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (23)

"Kasihan juga Bi Icih. Padahal Iteung tidak menyimpan perasaan dendam untuk memarahinya. Kenapa mesti lari sekencang-kencangnya?" gumannya.

Tidak terasa langkahnya semakin jauh meninggalkan rumah Sarkawi. Nyi iteung punya firasat meskipun Bi Icih tidak ditemukan di jalan perkampungan, ia punya keyakinan. Jika Bi Icih akan menuju ke rumahnya Haji Sobana. Untuk melaporkan kejadian pada tuannya.

"Pek baelah mau dibejakeun juga ka Kang Sarkawi Iteung mah tidak apa-apa," gumamnya. "Iteung sebaiknya kembali ke rumah," ketika akan membalikan langkah tiba-tiba ada yang berteriak.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (24)

"Aya Babi hutan! Celeng!" teriak seorang penduduk yang kebetulan lewat dari arah berlawanan.

"Bagong? Dimana, Mang?" tanya Nyi Iteung.

"Aduh, ampun!" yang ditanya malah loncat ketakutan.

Teriakan penduduk yang ketakutan mengundang reaksi bagi mereka yang berada di dalam rumah. Lalu pada keluar menuju ke arah datangnya suara. Mereka pun bersamaan teriak.

"Babi hutan!"

"Celeng!"

"Bagong!"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (25)

"Dimana?" Nyi Iteung menghampiri seorang pemuda yang berteriak.

"Ampun! Ini babi mau nyerang saya!" si pemuda loncat, sambil mengayunkan tongkat ke arah Nyi Iteung.

"Ih, kenapa ditanya malah mau mukul Iteung, Akang?"

"Bagong ini kayaknya linglung pulang ke hutan?" teriak seorang lelaki paruhbaya.

"Di mana. Babi Hutan, Mang?" Nyi Iteung mendekat ke lelaki paruhbaya.

"Gelo! Nyampeurkeun!" lelaki paruhbaya loncat menjauh.

"Boa, bagong mogok! Berani nyerang orang. Jangan-jangan ini binatangnya yang telah membunuh Mang Sukria sama istrinya?" teriak seorang warga.

"Bisa jadi!" timpal warga lain.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (26)

"Mungkin babi hutan ini akan mencari lagi mangsa berikutnya?"

"Tangkap! Kita setorkan ke Pak Tua Kampung!"

"Heueuh! Tangkaaap!" teraik warga bersama. Mereka bergerak mengurung Nyi Iteung.

"Ih, kenapa warga kampung mau nangakap Iteung? Bukannya ada babi hutan? Tapi malah Ityeung yang akan ditangkap!" seraya bergerak dengan lincah menghindari warga yang berusaha ingin menangkapnya.

"Kalau begini mah harus lari ke sawah! Tapi bukankah Iteung suka jatuh kalau lari di atas pematang?"

Bersambung....

Editor: Brilliant Awal


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x