Network
GALAMEDIA - Dikisahkan, Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin mengingatkan agar masyarakat mempelajari jenis materi pelajaran yang diriwayatkan Hatim Al-Asham RA dari gurunya, Syaqiq Al-Balkhi RA.
Dikutip galamedia dari laman nu.or.id, suatu hari, kata Imam Al-Ghazali, guru dan murid ini terlibat percakapan penting.
“Hatim, sejak kapan kau mulazamah denganku?” tanya Syaqiq.
“Sejak 33 tahun lalu guru,” jawab Hatim.
“Pelajaran apa yang kaudapat belajar dariku selama itu?”
“Delapan masalah.”
“Innā lillāhi wa innā ilayhi rāji‘ūn, separuh lebih umurku berlalu bersamamu tetapi kau hanya mendapatkan delapan masalah?”
Baca Juga: Konsumsi Makanan saja Tidak Cukup, Ini Jenis Olahraga Intensitas Tinggi yang Tepat untuk Diet
“Guru, aku tidak tahu masalah selain delapan itu. Aku tidak berbohong.”
“Kalau begitu, terangkan kepadaku delapan masalah itu,” kata Syaqiq.
Di hadapan gurunya Syaqiq Al-Balkhi, Hatim Al-Asham lalu menyebutkan satu per satu delapan pelajaran yang dikuasainya dengan baik:
1. Kulihat banyak orang mencintai kekasih dan kegemarannya. Tetapi semua itu hanya menemaninya sampai kubur. Ketika orang-orang itu diletakkan di kubur, semua itu berpisah darinya. Sedangkan aku menjadikan amal baik sebagai kekasih sehingga ketika aku diletakkan di dalam lubang kubur, amal baik itu akan selalu bersamaku.
Baca Juga: Air Rebusan Daun Sirsak Bisa Atasi Penyakit Mag, Benarkah? Begini Penjelasannya
2. Ketika membaca “Wa ammā man khāfa maqāma rabbihī wa nahan nafsa ‘anil hawā, fa innal jannata hiyal ma’wā,” (Surat An-Nazi’at ayat 40-41), aku yakin bahwa kalam ilahi ini benar. Oleh karena itu, aku mendidik diriku untuk menolak dorongan-dorongan nafsu sehingga diriku tetap berbakti dalam ketaatan kepada Allah SWT.
