7 Keajaiban Berbakti pada Orangtua, Salah Satunya Diberi Umur Panjang dan Kemudahan Rezeki

- 20 November 2020, 09:50 WIB
Foto Ilsutrasi berbuat baik kepada orangtua.
Foto Ilsutrasi berbuat baik kepada orangtua. /pixabay

Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda; “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rizkinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orangtuanya dan menyambung silaturahim (kekerabatan).” (HR. Ahmad).

Baca Juga: Ini Naskah Khutbah Jumat Tiga Nilai Kepahlawanan untuk Mengisi Kemerdekaan

5. Pintu Surga yang pertengahan
Kedua orangtua merupakan salah satu pintu surga, bahkan pintu syurga yang paling pertengahan. Abu Abdurrahman As-Sulami meriwayatkan dari Abu Darda, Seorang pria mendatangi beliau mengatakan, “Saya memiliki seorang istri, namun ibuku menyuruhku untuk mentalaknya. Abu Darda mengatakan, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda;

«الوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الجَنَّةِ، فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ البَابَ أَوْ احْفَظْهُ»

“Orangtua merupakan pintu surga paling pertengahan, jika engkau mampu maka tetapilah atau jagalah pintu tersebut”. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, dishahihkan Syekh Al-Albani dan syekh Al-Arnauth).

Baca Juga: Manfaat Membaca Shalawat Memiliki Kesamaan 'Aktivitas' dengan Allah SWT, Ini 9 Faidah Lainnya

6. Sebab dikabulkannya taubat
Berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua atau kepada salah satu dari keduanya merupakan salah satu sebab dikabulkannya taubat. Ibnu Umar meriwayatkan bahwa;

أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، رَجُلٌ، فقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَذْنَبْتُ ذَنْبًا كَبِيرًا، فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟، فقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَكَ وَالِدَانِ؟ »، قَالَ: لَا، قَالَ: «فَلَكَ خَالَةٌ»؟، قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: «فَبِرَّهَا إِذًا».

“Seorang pria datang kepada Rasululla SAW, ia berkata, “wahai Rasulullah, saya telah melakukan dosa besar, apakah masih ada taubat utukku?” Rasulullah SAW bertanya kepadanya, “Apakah kamu masih memiliki kedua orangtua?” “Tidak,” “Apakah kamu memiliki khalah (saudari ibu)?” “Iya,” “Kalau begitu berbuat baiklah kepadanya!” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban, dishahihkan olejh Syekh Al-Albani).

وعن عطاء ، عن ابن عباس رضي الله عنهما: أَنَّهُ أَتَاهُ رَجُلٌ ، فَقَالَ : إِنِّي خَطَبْتُ امْرَأَةً فَأَبَتْ أَنْ تَنْكِحَنِي وَخَطَبَهَا غَيْرِي، فَأَحَبَّتْ أَنْ تَنْكِحَهُ ،فَغِرْتُ عَلَيْهَا فَقَتَلْتُهَا ،فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟ قَالَ: أُمُّكَ حَيَّةٌ؟ قَالَ: لَا، قَالَ: تُبْ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ، وَتَقَرَّبْ إِلَيْهِ مَا اسْتَطَعْتَ، فَذَهَبْتُ فَسَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ: لِمَ سَأَلْتَهُ عَنْ حَيَاةِ أُمِّهِ؟ فَقَالَ: إِنِّي لَا أَعْلَمُ عَمَلًا أَقْرَبَ إِلَى الله عز وجل من بر الوالدة. (30)

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x