Ingin Jadi Anggota Kopassus? Ternyata Ini yang Harus Dilalui Para Prajurit

- 20 November 2020, 13:04 WIB
Prajurit TNI tengah berlatih
Prajurit TNI tengah berlatih /kopassus.mil.id



GALAMEDIA - Siapa yang tak mengenal Korps Pasukan Khusus atau Kopassus. Korps ini merupakan salah satu pasukan elite yang dimiliki TNI.

Menjadi anggota TNI dengan baret merah tentu menjadi kebanggaan tersendiri.

Sayangnya tak mudah untuk menjadi anggota Kopassus. Ujiannya lebih berat dibandingkan menjadi prajurit TNI biasa.

Dari penelusuran galamedia, ada banyak ujian yang harus dilalui oleh calon anggota prajurit Kopassus.

Baca Juga: Audi Marissa Suka Perhiasan Aurum Lab yang Unik dan Modis

Soal tinggi badan, Kopassus mensyaratkan calon anggotanya berpostur tubuh 168 cm.

Saluran Youtube Shootgun Channel menulis, Setidaknya, calon anggota Kopassus harus bisa lari 2,4 kilometer dengan waktu 12 menit, 40 kali push up dalam semenit, tidak takut ketinggian.

Calon anggota Kopassus tentu harus warga negara Republik Indonesia.

Calon prajurit Kopassus harus melewati beberap tahapan. Diawali dengan pendidikan pembentukan sesuai tingkatan, seperti lulus Secata (Sekolah Calon Tamtama), Secaba (Sekolah Calon Bintara), Sepa PK (Sekolah Pembentukan Prajurit Karir) dan Akademi Militer.

Baca Juga: Polisi Amankan 2,5 Ton Sarung Tangan Medis yang Didaur Ulang, Rencana Diedarkan ke Jakarta

Dilanjutkan ke tahap pendidikan kecabangan, pendidikan para dasar, latihan komando selama tujuh bulan yang berakhir dengan pembaretan di Nusakambangan.

Setelah di satuan akan ditambahkan dengan materi spesialisasi dasar.

Bagi yang melewati pintu masuk dari Sepa PK dan Akademi Militer, pendidikan para dan komando baru dilakukan setelah dilantik sebagai perwira.

Dari semua tahapan pendidikan di atas, materi komando diakui paling berat.

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Penuhi Panggilan Bareskrim, Wagub DKI Jakarta Senin Depan

Waktu pendidikan ditetapkan selama 20 minggu. Periode pelatihan dibagi atas Latihan Dasar Komando (10 minggu), Gunung dan Hutan (enam minggu) dan Pendaratan Laut (empat minggu).

Para siswa komando menerima materi teknik tempur, baca peta, pionir, patroli, survival, naik gunung serta pendaratan dengan kapal motor dan pendaratan amfibi.

Pada masa setelah itu, waktu pendidikan mengalami peningkatan menjadi 22 minggu, bahkan pernah mencapai 28 minggu dan kursus untuk mempertajam kemampuan.

Baca Juga: Dokter Tirta: Covid Mau Ultah, Negara Lain Bisa Konser Indonesia Masih Ribut Soal Kerumunan

Mulai dari pendidikan sandi yudha, kursus pelatih komando, kursus pelatih sandi yudha, kursus pelatih para, kursus pelatih free fall, kursus jump master dan kursus pandu udara (path finder).

Setelah semua dijalankan, pendidikan komando diakhiri di Nusakambangan. Dan sebelum acara pembaretan, selalu diadakan demo penutup dari siswa komando.

Demo saat matahari terbit ini dikenal dengan Seruko (Serangan Regu Komando).

Setelah menyelesaikan pendidikan komando dan para dasar serta berhak menyandang brevet komando dan baret merah.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x