Beredar Video Sindirian, Jenderal (purn) Pramono Edhi Wibowo: Di Kota Berani, Di Hutan Jadi Kucing

- 23 November 2020, 14:09 WIB
Mantan KASAD Pramono Edhie Wibowo
Mantan KASAD Pramono Edhie Wibowo /


GALAMEDIA - Setelah aksi garang aparat TNI mencabut baliho Habib Rizieq atas instruksi Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman, akhir-akhir ini beredar video wawancara mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (purn) TNI Pramono Edhi Wibowo di media sosial.

Dalam tayangan video YouTube kanal Pramono Edhie Wibowo, adik ipar Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono itu diungkapkan tipe-tipe anak buahnya.

Tayangan tersebut diviralkan lantaran mengomentari sikap Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman yang begitu lantang memerintahkan anak buahnya untuk mencopot baliho Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq.

Video tersebut sebenarnya diunggah 13 Desember 2013 dan hingga Senin 23 November 2020 sekitar pukul 14.00 WIB sudah ditonton 34.578 kali. (klik di sini untuk menonton).

Dalam ceritanya, Pramono mengatakan ada tipikal anak buah yang berani di kota dan takut di hutan.

Baca Juga: Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman Kembali Ancam FPI

“Biasanya kalau orang yang takutnya terlalu tinggi, saya perhatikan adalah orang yang kejam di basis dan itu penakut di hutan. Yang orangnya kalem di kota jago di hutan, berani. Kalau orangnya kayak jeger-negeri di kota, saya perhatikan penakut di hutan. Anak buah saya yang hebat-hebat kalau di kota berani, di hutan jadi kucing dia,” ujar Pramono dalam video tersebut.

Pramono menambahkan, dia mengenal anak buah cukup detail. Hal itu lantaran sejak lulus dari AKABRI 1980 dengan pangkat letnan dua, Pramono ditugaskan ke Timor-Timor (saat ini menjadi Timor Leste).

Di sana dia ditugaskan selama tujuh tahun hingga pangkatnya letnan kolonel.

Dari situ, Pramono mengetahui jika perang adalah proses mengadu kebersihan hati.

Baca Juga: Anies Baswedan Baca Buku, Tsamara: Memalukan! Mustofa Nahrawardaya, 'Ba'da Nikah Tak Berubah'

“Perang itu adalah mengadu kebersihan hati, orang yang tidak bersih hati bisa dijawab di lapangan. Jadi kalau ada orang yang menggunakan perang untuk naik pangkat, nanti kena sendiri. Saya berkali-kali melihat itu,” kata Pramono.

“Hanya ingin terlihat hebat dan memerintahkan prajuritnya dan tidak peduli pada prajurit akan kena sendiri,” ucap Pramono saat itu.

Sebelumnya, Pramono pernah menjabat sebagai Panglima Kostrad dan pada tahun 2009 juga pernah menjabat sebagai Pangdam III Siliwangi. Ayahnya, Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo, juga merupakan mantan Komandan RPKAD yang turut andil dalam penumpasan pemberontakan G 30 S PKI.

Pada Mei 2013, karena ia telah memasuki masa pensiun, posisinya sebagai KSAD digantikan oleh Letjen TNI Moeldoko.

Ia meninggal dunia di Rumah Sakit Cimacan, Kabupaten Cianjur, pada 13 Juni 2020 karena serangan jantung.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x