GALAMEDIA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terbang ke Arab Saudi untuk pertemuan rahasia dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).
Demikian klaim media Israel hari ini yang kemudian dibantah Saudi, namun tersirat benar terjadi berdasar keterangan menteri kabinet Netanyahu.
Media Israel mengungkap, Netanyahu dan kepala mata-mata Mossad, Yossi Cohen bertemu MBS hari Minggu lalu. Mereka bertemu di Kota Neom tempat MBS juga mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Baca Juga: Me-retweet Cuitan Menyesatkan atau Menyukai pun Akan Kena Peringatan dari Twitter
Jika dikonfirmasi, maka ini menandai pertemuan pertama yang diketahui antara pejabat senior Israel dan Saudi sebagai langkah besar menuju penerimaan negara Yahudi di dunia Arab.
Dikutip Galamedia dari DailyMail, Selasa (24 November 2020) sebelumnya Israel menormalisasi hubungan dengan Bahrain dan UEA dalam beberapa bulan terakhir. Kesepakatan dalam bentuk pakta dengan Saudi akan menjadi hal yang jauh lebih besar.
Analis mengaitkan pembicaraan antara Saudi dan Israel salah satunya dengan Visi 2030 MBS termasuk proyek kota megapolitan Neom senilai $500 miliar atau Rp 7.073 triliun serta kebijakan politik dengan Iran.
Analis mengatakan pihak kerajaan Saudi membutuhkan keahlian Israel di berbagai bidang termasuk manufaktur, bioteknologi dan keamanan dunia maya untuk megaproyek tersebut.
Baca Juga: Narji Heboh di Twitter Usai Nyatakan Dukungannya ke Pangdam Jaya Copot Baliho Habib Rizieq
Menanggapi ramai pemberitaan pertemuan rahasia MBS dan PM Israel, Menteri Luar Negeri Arab Saudi di hari yang sama membantahnya. Ini sejalan dengan posisi publik kerajaan yang mendukung perjuangan Palestina dan menolak bekerja sama dengan Israel.
Sementara Netanyahu tidak tertarik mengomentari laporan media, salah satu menterinya memberi keterangan yang menyiratkan bahwa pertemuan telah terjadi.
Data pelacakan penerbangan pun menunjukkan jet pribadi Gulfstream IV, yang kemungkinan membawa Netanyahu, lepas landas dari Bandara Ben Gurion Israel pada Minggu malam.
Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat 24,54 Poin, Sedangkan Kurs Rupiah Kembali Loyo
Penerbangan melakukan perjalanan di sepanjang Semenanjung Sinai sebelum berbelok ke arah Neom dan mendarat tepat setelah pukul 18.30. Dengan rute yang sama jet kembali ke Israel.
Ditanya tentang klaim pertemuan menyusul bantahan dari Saudi, Netanyahu mengatakan, “Are you serious? Selama bertahun-tahun aku tidak pernah mengomentari hal-hal seperti itu dan aku tidak berniat untuk memulainya.”
Tetapi Yoav Gallant, anggota kabinet keamanan Netanyahu kepada Radio Angkatan Darat mengungkap sebaliknya.
“Fakta bahwa pertemuan itu terjadi dan diumumkan secara terbuka, bahkan jika ini hanya setengah resmi untuk sekarang, tetap sangat penting,” katanya.
Baca Juga: Habib Bahar Menolak untuk Diperiksa, Ini Kata Direktur Ditreskrimum Polda Jabar
Sementara itu Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dalam pidatonya mengutuk bocornya penerbangan rahasia ke Arab Saudi yang disebutnya “sangat tidak bertanggung jawab”.
Tidak jelas apakah Gallant dan Gantz mengetahui pertemuan itu secara independen atau mendengarnya dalam laporan media Israel yang mengatakan Netanyahu melakukan perjalanan bersama Kepala Mossad, Yossi Cohen.
Mengenai Kota Neom yang dianggap sebagai “petunjuk” pertemuan dengan MBS, sebelumnya awak pers yang mengikuti perjalanan Pompeo di Timur Tengah, mendarat di bandara Neom sebelum anggota kabinet Trump itu menemui putra mahkota Saudi.
Baca Juga: Soal Penolakan Habib Rizieq di Sejumlah Daerah, Munarman: Setelah Ditelusuri Ada Pengkondisian
“Saya mengetahui laporan pers tentang pertemuan yang diklaim antara Putra Mahkota dan pejabat Israel selama kunjungan Pompeo baru-baru ini,” ujar Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan hari ini.
Ia melanjutkan, “Pertemuan itu tidak ada. Satu-satunya pejabat yang hadir adalah pihak Amerika dan Saudi.”
Namun dua penasihat Saudi secara terpisah kepada Wall Street Journal menyatakan pertemuan dimaksud terjadi dan para pemimpin membahas Iran serta normalisasi hubungan.
Baca Juga: Ingin Segera Punya Keturunan, Yu Ikuti dan Amalkan Doa Nabi Zakaria
Selama ini Raja Arab Saudi Salman mendukung perjuangan Palestina, tapi MBS yang saat ini berusia 35 tahun dianggap lebih terbuka untuk gagasan normalisasi hubungan dengan Israel.
Israel telah lama bekerja di bawah radar guna membangun hubungan dengan negara-negara Teluk, yang dalam beberapa tahun terakhir menguat karena faktor antipati terhadap Iran.
AS mendukung upaya ini karena hubungan Washington dengan Teheran yang memburuk. Presiden AS Donald Trump sendiri mengklaim “jasa Amerika” dalam kesepakatan perdamaian Bahrain dan UEA.
Baca Juga: Selain Pencak Silat, Satgas Pamtas RI-MLY Yonif Raider 200/BN Latihkan Bela Diri Karate
Spekulasi juga menguat terkait upaya pemerintahan Trump mendorong kesepakatan damai Arab-Israel sebelum Joe Biden dilantik Januari mendatang.