Di Tengah Heboh Buku 'How Democracies Die', Megawati Ajak Milenial Membaca Karya Bung Karno

- 24 November 2020, 19:26 WIB
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. /YouTube.com/PDI Perjuangan

GALAMEDIA - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri mengharapkan agar kaum milenial menyerap kegemaran Proklamator RI Soekarno dalam membaca buku.

"Pemuda bangsa harus belajar dari pikiran dan tindakan Bung Karno dalam membaca buku," kata Megawati dalam webinar pembukaan pameran daring Buku Bung Karno, di Jakarta, Selasa, 24 November 2020.

Proklamator RI itu dinilai sebagai sosok yang haus dengan pengetahuan dan buku. Kegemaran itu pula yang membuat Bung Karno sebagai orang yang cerdas dan revolusioner.

Baca Juga: Astagfirullah, ABG Berusia 13 Tahun Digilir 10 Pria Dewasa dan Kakek-kakek

Bahkan, ujar Megawati, ayahnya itu berhasil menyumbang kekuatan bagi negara-negara terjajah untuk merdeka melalui Konferensi Asia-Afrika.

Menurut dia, Bung Karno sering kali dilihatnya membaca dari berbagai kesempatan. Megawati menyatakan, bahkan buku koleksi Bung Karno mencapai puluhan ribu, dari dalam negeri maupun luar negeri.

"Bapak saya humoris. Tak bisa melihat dia sekedar politisi, seorang pejuang, dia adalah manusia yang sangat humanis. Kita dapat merasakan," tuturnya.

Baca Juga: Ketua KPK Disindir Eks Jubirnya Soal Buku 'How Democracies Die': Semoga Bukan 'How KPK Die'

"Akibat pendidikan itu, Bung Karno sangat haus dengan buku. Bukan hanya menurut dia buku jendela dunia, tetapi juga masuk ke dalamnya," lanjut Megawati dalam siaran persnya.

Saat menjadi mahasiswa, Megawati beberapa kali meminta rekomendasi buku kepada Bung Karno. Saat itu, Bung Karno sangat menghafal judul buku sesuai konteks permintaan Megawati sekaligus menunjukkan letak bukunya.

Detail dengan posisi rak dan baris ke berapa buku itu berada. Megawati yang mendalami ilmu psikologi menilai Bung Karno memiliki fotografis memori yang kuat.

"Beliau menata sendiri buku-bukunya. Sampai hari ini ketika kami keluar dari Istana, Bung Karno membiarkan saja di situ buku-bukunya. Mungkin jumlahnya 20 ribu sampai 30 ribu, yang bertebaran di Istana Merdeka, Istana Negara, dan Istana Bogor. Yang saya dengar itu mulai diarsipkan," ungkap Megawati dikutip dari Antara.

Baca Juga: Kirim Karangan Bunga Turut Berduka ke Habib Rizieq, Kader PDIP: Innalilahi...

Oleh karena itu, Ketua Umum PDI Perjuangan itu tak heran sang ayah pintar berbahasa sejumlah negara, di antaranya Jerman, Inggris, dan Belanda. Tak heran juga, Bung Karno bisa menggagas Konferensi Asia-Afrika.

Bung Karno sebagai pengoleksi sekaligus kutu buku juga pernah disaksikan oleh KH Saifuddin Zuhri. Saifuddin yang merupakan menteri agama era Bung Karno melihat kamar sang proklamator RI itu sangat berantakan dengan buku.

"Kamarnya besar sekali peninggalan Belanda. Ada tempat tidur dan sebelahnya adalah buku. Beliau akan tahu kalau ada yang ambil bukunya. Bahkan pindah sedikit akan ditanyakan," jelasnya.

"Karena ada tatanya, dinomori sesuai ingatan dia. Di toilet, ada rak kecil dua tingkat yang kami tahu sebagai tempat bacaannya. Yang di atas jangan sedikit pun bergeser. Yang di bawah adalah yang akan dibaca," sambung Megawati.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x