Dipaksa Memilih Sholat atau Karier, Model Berhijab Papan Atas Pilih Mundur dari Dunia Catwalk

- 27 November 2020, 10:25 WIB
Halima Aden
Halima Aden /Twitter/@Kinglimaa

GALAMEDIA - Model internasional berhijab pertama asal Amerika Serikat, Halima Aden membuat keputusan berani dengan meninggalkan dunia catwalk dan industri mode.

Melalui akun Twitter miliknya pekan ini, Halima mengungkap pergulatan batin yang dirasakannya sejak terjun di dunia model internasional yang membuat namanya melambung sebagai upermodel berhijab.

Baca Juga: Setelah Habib Rizieq Bayar Denda Rp50 Juta, Kasus Kerumunan Mestinya Enggak Boleh Diusut Lagi

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Jumat (27 November 2020) Halima mengaku keputusannya mundur dari catwalk karena tak lagi bisa berkompromi dengan dunia model yang membuatnya merasa kehilangan identitas sebagai muslim.

Halima misalnya dibuat menangis setelah menjalani sesi foto yang membuatnya harus menutupi bagian rambut dengan celana jins. Belum termasuk sesi lainnya yang memaksa dirinya kehilangan waktu sholat.  

Baca Juga: Bu Risma Disudutkan, Netizen Ramai-ramai Serukan Tagar #BelaBuRisma Selamatkan Surabaya
 
Halima yang yang kini berusia 23 tahun mulai dikenali industri fesyen saat masih remaja 19 tahun. Ia sempat ikut mengampanyekan brand ternama dari koleksi Rihanna dan Kanye West.

Namun ternyata semua itu tak membuatnya bahagia. Melalui serangkaian postingan di Twitter, Halima buka-bukaan betapa ia  berjuang menyeimbangkan kehidupan sebagai muslim dan “pekerja” industri mode kelas atas.

Baca Juga: WHO : Penggunaan Vaksin, Dunia Bisa Kendalikan Covid-19 pada 2021

Tiga tahun sejak menjadi model profesional, Halima mendapati dirinya dalam situasi yang membuatnya dipaksa memilih untuk mengompromikan keyakinan dan agamanya.

Salah satunya saat  pemotretan untuk American Eagle Outfitters. Kala itu ia bersedia “menumpuk” celana jins di atas kepalanya alih-alih berjilbab.

Baca Juga: Anda Sedang Putus Asa? Coba Renungi Makna Ayat-ayat Ini

Meski pemotretan berlangsung sukses tapi saat sampai di hotel, Halima tak bisa menahan tangis. Ia merasa ada bagian dari dirinya yang hilang.

Halima menyadari airmata mengalir karena jauh dalam dirinya ia menyadari telah melakukan sesuatu yang sebenarnya menyakiti keyakinannya.

Baca Juga: KPU Siap Laksanakan Debat Publik Terakhir Pasangan Calon Pilbup Bandung

“Itu bukan gayaku. Tak pernah. Kenapa aku mengizinkan mereka menumpuk jins di kepalaku padahal  selama ini aku hanya mengenakan hijab dan gaun panjang.” Demikian salah satu keterangan gambar yang diposting Halima.

Ia melanjutkan, “Aku kembali ke kamar hotel dan menangis setelah pemotretan ini karena jauh di lubuk hati aku tahu ada yang keliru.

Tapi saat itu aku terlalu takut untuk mengatakannya. Yang sesungguhnya aku sangat TIDAK NYAMAN. Ini bukan aku.”

Baca Juga: Festival Film Dokumenter 2020 Tetap Digelar Sebagai Titik Temu Pembuat Film dengan Publiknya

Halima juga mengatakan pengaturan waktu untuk pemotretan kerap mengganggu waktunya untuk sholat, kewajiban utama agama yang diyakininya. Halima yang berdarah Somalia lahir di kamp pengungsian di Kenya. Kisah suksesnya sebelumnya menjadi inspirasi.

Halima mengakui pada awalnya ia sangat bersemangat mewakili kaum muslimah di industri mode papan  atas.

Namun dalam postingannya kemarin, dia merasa telah melakukan kesalahan dalam misi yang dulu diyakininya sebagai “mewakili wanita muslim berhijab”.

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x