Singgung Dosa Besar Para Pemimpin, Luhut Pandjaitan: Karena Ambisi Politik Buat Keributan-keributan

- 27 November 2020, 14:52 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan /dok Kemenkomarves


GALAMEDIA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan untuk dapat mempromosikan pariwisata di Indonesia dibutuhkan situasi kondusif. Sehingga menjadi dosa besar para pemimpin di negeri ini khususnya dalam konteks pariwisata, jika tidak berkomitmen mewujudkan hal tersebut.

Hal itu ditegaskan Luhut saat membuka rapat koordinasi nasional percepatan pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Jakarta. Rapat itu juga digelar secara virtual dengan seluruh pemangku kepentingan se Indonesia.

"Kita menjual (promosi wisata) kurang dan itu memerlukan ketenangan dan kedamaian. Saya ulangi, ketenangan dan kedamaian. Dan itu dilakukan oleh kita para pemimpin intelektual ini," ujarnya, Jumat, 27 November 2020.

Baca Juga: Presiden Xi Jinping Terus Gelorakan 'Siap Beperang' kepada Tentara Pembebasan Rakyat China

Disebutkan, untuk menggenjot sektor pariwisata perlu implementasi ide-ide dan inovasi kreatif para pemimpin. Sehingga citra Indonesia di mata warga internasional bisa lebih menarik.

"Jangan kita menjual ide-ide kekerasan yang membuat negeri kita ini ditakuti orang. Saya serius. Sebagai yang paling senior di ruangan ini. saya ingin sampaikan itu," tegasnya.

Luhut meminta komitmen seluruh pihak untuk mewujudkan kondusifitas tersebut. Dia pun mengingatkan, jangan ada kepentingan lain mendasari upaya Pemerintah dalam mengembangan pariwisata di Tanah Air.

Sehingga eksekusinya bisa cepat dan pada akhirnya mendorong pemulihan ekonomi nasional yang terhantam COVID-19 saat ini.

Baca Juga: Diundang PA 212 Ikut Dialog Nasional, Mahfud MD dan Gatot Nurmantyo Ngobrol dari Hati ke Hati

"Jadi jangan sampai karena kepentingan-kepentingan politik kita, ambisi politik kita, birahi kekuasaan kita, kita buat keributan-keributan. Itu saya kira adalah dosa paling besar dari seorang pemimpin yang mengetahui itu," ujarnya.

"Saya ingin hasilnya bagus, dan hasil yang bisa dieksekusi. Presiden (Jokowi) kasih kita eksekusi semua keinginan yang kita sudah rapatkan di Borobudur beberapa waktu itu," katanya.

Taman Nasional Komodo

Ia pun menegaskan tetap akan mempromosikan proyek wisata Taman Nasional Komodo (TNK), Nusa Tenggara Timur (NTT). Alasannya, komodo merupakan hewan yang hanya ada di Indonesia sehingga memiliki nilai jual tinggi.

"Karena saya pikir komodo ini cuma satu satunya di dunia, jadi kita harus jual," katanya.

Baca Juga: Artis dan Selebgram Sedang Asik Threesome dengan Seorang Pria saat Terciduk, Polisi Ungkap Tarifnya

Ia mengakui jika proyek ini memang bersifat komersil. Namun, tujuannya adalah untuk menjaga keberlangsungan hewan langka tersebut.

"Kalau dibilang komersil ya kami harus komersil, karena kami mau merawat binatang ini supaya binatang ini, dia punya DNA bisa kami pelihara terus," ucapnya.

Namun, ia menegaskan jika pengembangan destinasi wisata tersebut tetap mempertimbangkan kelestarian alam, khususnya komodo sendiri.

Baca Juga: Ingatkan Para Ulama, Ketua Umum MUI Miftachul Akhyar: Dakwah Itu Membela Bukan Mencela!

Karenanya, ia menampik anggapan sejumlah kalangan yang menilai jika pembangunan wisata komodo ini tidak merawat habitat komodo.

"Karena orang tidak suka atau terus terang saja, underestimate kepada kami. Waktu keputusan gubernur dikonsolidasikan itu dianggap kami malah tidak merawat, justru kami merawat maksudnya," katanya.

Luhut juga menyarankan Gubernur NTT untuk menunjuk konsultan global yang memiliki pengalaman menata pariwisata premium untuk mengelola wisata Pulau Komodo. Nantinya, pemerintah akan menyediakan wisata premium di kawasan tersebut.

"Jadi itu kan ada Pulau Rinca dan Pulau Komodo, nah tinggal nanti kami putuskan pulau mana yang banyak mungkin masif turis dan mana pulau yang bikin six stars (wisata premium) kalau orang mau datang ke sana ya dia harus bayar mahal," tuturnya.

Baca Juga: Retak Hubungan dengan Istana, Prabowo Subianto Telusuri Skenario di Balik Penangkapan Edhy Prabowo

Sebelumnya, wisata Pulau Komodo sempat heboh di media sosial usai foto seekor komodo menghadang laju truk di Pulau Rinca yang masuk dalam TNK. Belakangan diketahui, jika truk tersebut merupakan bagian dari pembangunan proyek 'Jurassic Park' di TNK. Netizen pun ramai menolak proyek tersebut hingga tagar #savekomodo menjadi topik terpopuler di Twitter.

Mereka menilai proyek 'Jurassic Park' tersebut akan merusak habitat asli komodo. Nama 'Jurassic Park' sendiri dicetuskan oleh Luhut pada 2019.

Luhut mengatakan proyek 'Jurassic Park' itu akan dilengkapi dengan pusat penelitian hingga penginapan eksekutif.

Pembangunan 'Jurassic Park' di Pulau Rinca itu adalah bagian dari pembangunan infrastruktur Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo di Provinsi NTT.

Pemerintah berencana menjadikan TNK sebagai pariwisata kelas dunia (world class tourism) dan menarik investasi.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x