GALAMEDIA - Setidaknya 110 petani dan nelayan dibantai secara brutal dan dipenggal militan Islam Nigeria, Boko Haram akhir pekan kemarin. Para korban diikat sebelum digorok dalam serangan barbar mengerikan di negara bagian Borno.
Penyerangan diyakini dilakukan Boko Haram meski mereka belum mengaku bertanggung jawab. Warga desa baru menguburkan mayat para korban pada hari Minggu.
Baca Juga: Bima Arya Cabut Laporan Terhadap RS Ummi, Kapolda Malah Bilang Begini
"Sedikitnya 110 warga sipil tewas secara kejam dan banyak lainnya terluka dalam serangan ini," ujar koordinator kemanusiaan PBB di Nigeria, Edward Kallon.
Dikutip Galamedia dari DailyMail, Senin (30 November 2020) jumlah korban awalnya 43 jiwa, namu kemudian setidaknya 70 orang tewas pada pembantaian hari Sabtu di tangan “para pejuang” Boko Haram.
Baca Juga: Gelombang Menolak Habib Rizieq Berlanjut, Warga Garut Tak Mau Dirusak oleh Dakwah Provokatif
"Insiden itu menjadi serangan langsung paling kejam terhadap warga sipil tak berdosa tahun ini," kata Kallon tanpa menyebut Boko Haram, menuding "kelompok bersenjata non-pemerintah" di balik aksi ini.
“Saya menyerukan agar para pelaku tindakan keji dan tidak masuk akal ini diseret ke pengadilan," tambahnya.
Baca Juga: Aneh, Ditemukan Tertanam di Gurun Terpencil Tugu Logam Hilang Misterius di Tengah Spekulasi Aliens
Pertumpahan darah terpusat di desa Koshobe, dekat ibu kota negara bagian Borno, Maiduguri di mana para penyerang menyasar petani.
Milisi anti-jihadis pro-pemerintah mengatakan para penyerang mengikat para korban sebelum menggorok leher mereka.
Kallon mengatakan para penyerang yang merupakan kelompok pria bersenjata bersepeda motor juga menyasar komunitas lainnya di daerah yang sama.
Baca Juga: Soal Kepulangan Habib Rizieq dari RS UMMI, Kapolda Jabar: Silahkan Publik Sendiri yang Menilai
Gubernur Borno Babaganan Umara Zulum menghadiri pemakaman di desa terdekat Zabarmari di mana 43 jenazah ditemukan pada hari Sabtu. Ia mengatakan jumlah korban diperkirakan bertambah setelah operasi pencarian dilanjutkan.
Para korban termasuk puluhan pekerja dari negara bagian Sokoto di barat laut Nigeria yang merantau demi pekerjaan.
Mengutip laporan, Kallon menyerukan pembebasan sejumlah wanita yang kemungkinan ikut diculik.
Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (39)
Sementara Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengutuk serangan akhir pekan ini dengan mengatakan, "Seluruh negari terluka oleh pembunuhan yang tidak masuk akal ini."
Serangan terjadi ketika para pemilih pergi ke tempat pemungutan suara dalam pemilihan lokal yang telah lama tertunda di Negara Bagian Borno.
Pemungutan suara berulang kali ditunda karena meningkatnya serangan Boko Haram dan faksi pembangkang saingannya, Negara Islam Provinsi Afrika Barat (ISWAP) yang berafiliasi dengan ISIS.
Baca Juga: Kalau Serius NKRI Harga Mati, Fadli Zon Sarankan Panglima TNI Berkantor di Papua
Kedua kelompok tersebut memicu meningkatnya serangan terhadap para tukang kayu, petani dan nelayan yang mereka tuduh sebagai mata-mata tentara dan milisi pro-pemerintah.
Bulan lalu, gerilyawan Boko Haram membantai 22 petani yang bekerja di ladang irigasi dekat Maiduguri dalam dua serangan terpisah.