Ini Kata Kang Emil untuk Pemulihan Ekonomi Pangan yang Terdampak Pandemi Covid-19

- 11 Desember 2020, 11:43 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, meninjau pameran produk alat-alat pertanian pada acara West Java Food & Agriculture (WJFA) Summit 2020, di Hotel Savoy Homan, Jln. Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis (10/12/2020). WJFA Summit 2020 ini menghadirkan sejumlah offtaker dalam dan luar negeri menandatangani kerja sama langsung dengan petani, koperasi tani hingga pesantren yang memiliki kekhususan di bidang pertanian. Dan berharap menjadi momentum kebangkitan ekonomi pangan Jawa Barat 2021.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, meninjau pameran produk alat-alat pertanian pada acara West Java Food & Agriculture (WJFA) Summit 2020, di Hotel Savoy Homan, Jln. Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis (10/12/2020). WJFA Summit 2020 ini menghadirkan sejumlah offtaker dalam dan luar negeri menandatangani kerja sama langsung dengan petani, koperasi tani hingga pesantren yang memiliki kekhususan di bidang pertanian. Dan berharap menjadi momentum kebangkitan ekonomi pangan Jawa Barat 2021. /Darma Legi

 

GALAMEDIA - Pemulihan ekonomi pangan dampak pandemi Covid-19 pada sektor pangan secara makro dimulai tahun 2021. Caranya dengan memproduktifkan ribuan hektare lahan menganggur dan regenerasi petani di Jawa Barat yang kini memasuki usia pensiun dengan program petani milenial. Hal itu dikatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada pembukaan West Java Food and Festival 2020, Kamis 10 Desember 2020.

Dikatakan Kang Emil - Sapaan akrab Ridwan Kamil - pemulihan ekonomi pangan dengan program itu berlangsung dengan penekanan menanam yang dibutuhkan untuk pasar ekspor yang dibeli langsung oleh pemerintah. Selain itu, menerapkan bertani dengan sistem digital untuk menambah waktu panen.

Berdasarkan survei pertanian antarsensus (sutas) 2018 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah petani di Jawa Barat mencapai 3.250.825 orang. Dari jumlah tersebut, petani yang berusia 25-44 tahun hanya 945.574 orang atau 29 persen.

Baca Juga: Masyarakat di Wilayah Brebes Harus Mewaspadai Aktivitas Sesar Brebes Usai Gempa Bergmagnitudo 4,2

"Saya lihat anak muda enggak senang kembali ke desa, jadi krisis petani. Sebanyak 75 persen petani ini usianya di atas 45 tahun, berarti anak-anaknya ini tidak bangga jadi petani, ingin nyoba ke kota," ujar Kang Emil.

Untuk meyakinkan potensi menjanjikan itu, Emil mempertemukan para petani dan pengusaha teknologi dalam West Java Food and Festival 2020. Dalam kesempatan itu, teknologi untuk kebutuhan produksi pangan ditawarkan untuk bertransisi dari konvensional ke digital.

"Jadi tidak perlu beripikir menanam apa, menjual ke siapa, itu urusan pemerintah. Jadi simbol pasca-Covid-19: tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia. Kurang nikmat apa teknologi mengubah cara pandang kita," ujarnya.

Baca Juga: Sektor Dakwah Terdampak Pandemi Covid-19, Ustad Dada Rosada Buat Terobosan

Ribuan hektare lahan tak produktif di Jawa Barat milik pemerintah maupun swasta tersebar di daerah-daerah. "Tanah nganggur banyak sekali, jadi ilalang, jadi rumput tidak berguna sama sekali. Padahal saya dibisiki: tanah Jawa Barat itu, salah satu tanah tersubur di dunia--ini catatan dari profesor, karena letusan gunung berapi juta tahun lalu mengakibatkan apa pun yang ditanam, jadi (tumbuh)," katanya.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x