Pesan Armageddon Putin, Rusia Pamer Vladimir Monomakh Kapal Selam Nuklir Antarbenua Teranyar

- 13 Desember 2020, 16:14 WIB
Ilustrasi bom nuklir
Ilustrasi bom nuklir /Pixabay/geralt/

GALAMEDIA - Kurang dua bulan dari pelantikan presiden baru AS dan berakhirnya perjanjian kontrol senjata AS-Rusia, awal tahun mendatang, Presiden Rusia Vladimir Putin unjuk kekuatan koleksi luar biasa militernya.

Putin menguji coba empat rudal balistik antarbenua berhulu ledak nuklir dari kapal selam Vladimir Monomakh untuk menunjukkan kekuatan nuklir Negeri Beruang Merah pada Amerika Serikat.

Uji coba yang disebut media “siap memicu armageddon (kiamat)” itu melibatkan koleksi rudak teranyar dari kapal selam nuklir Vladimir Monomakh dari Armada Pasifik.

Baca Juga: Menang di Pilkada Solo, Gibran Rakabuming Ikuti Jejak Bapaknya Bertarung di Pilgub DKI Jakarta

Empat rudal Bulava diluncurkan berurutan dari posisi bawah Laut Okhotsk, tak jauh dari Semenanjung Kamchatka akhir pekan ini.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Minggu (13 Desember 2020) Kementerian Pertahanan Rusia menyebut  rudal berhasil mencapai target di lapangan tembak Chiza di wilayah Arkhangelsk, lebih dari 3.400 mil jauhnya.

Vladimir Monomakh adalah salah satu kapal selam nuklir kelas Borei baru yang masing-masing membawa 16 rudal Bulava.

Vladimir Monomakh disiapkan sebagai komponen inti angkatan laut berkekuatan nuklir Rusia dalam beberapa dekade mendatang.

Baca Juga: Ratusan Orangtua Cemas, Serbu Sekolah Bandit Bermotor Benua Hitam Culik 400 Siswa SMP

Tahun 2018, kapal selam lain dari jenis yang sama melakukan peluncuran serupa. Empat rudal Bulava diluncurkan dalam simulasi konflik nuklir besar dan tercatat menjadi demonstrasi mahal efisiensi penangkal nuklir Rusia.

Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dalam sebuah laporan kepada Presiden Putin mengatakan bahwa peluncuran tersebut mengakhiri latihan skala besar kekuatan nuklir strategis Rusia yang dimulai pada hari Rabu.

Baca Juga: Tiga Tersangka Kasus Kerumunan Di Petamburan Akhirnya Menyerahkan Diri

Manuver tersebut juga memperlihatkan kapal selam nuklir Rusia lainnya yang melakukan latihan peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) dari Laut Barents.

Ada juga ICBM berbasis darat yang diluncurkan dari fasilitas Plesetsk di barat laut Rusia dan uji coba pembom strategis Tu-160 serta Tu-95 yang menembakkan rudal jelajah dalam  uji jangkauan kawasan Arktik.

Rusia memperluas latihan militernya dalam beberapa tahun terakhir di tengah ketegangan dengan Barat yang mencapai titik terendah pasca-Perang Dingin.

Ketegangan  dipicu pencaplokan Semenanjung Krimea Ukraina oleh Moskow pada 2014.

Baca Juga: Ikatan Cinta Malam Ini, Minggu 13 Desember 2020 Pukul 19.30, Ini Dia Bocoran Kelanjutannya

Rangkaian peluncuran rudal dilakukan kurang dari dua bulan sebelum perjanjian kontrol senjata AS-Rusia New START (Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis) berakhir pada awal Februari 2021.

Moskow dan Washington telah membahas kemungkinan perpanjangan tapi sejauh ini gagal menjembatani perbedaan. START baru ditandatangani pada tahun 2010 oleh Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

START membatasi setiap negara untuk memiliki tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir dan 700 rudal serta pembom. Kesepakatan termasuk   inspeksi guna memverifikasi kepatuhan masing-masing pihak.

Baca Juga: Megawati Sampaikan Pesan Kemenangan: 'Torang Samua Basudara'

Setelah Moskow dan Washington menarik diri dari Perjanjian Nuklir Jarak Menengah 1987 tahun lalu, New START menjadi satu-satunya kesepakatan kendali senjata nuklir yang tersisa di antara kedua negara yang masih berlaku.

Para pendukung kontrol senjata memperingatkan masa berlaku START  akan menghapus pemeriksaan apa pun terkait senjata nuklir AS maupun Rusia, yang bisa memengaruhi stabilitas global.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x