'Tangkap Munarman' Menggema, Refly Harun: Mudah-mudahan Kebenaran Bisa Tegak di Negeri Ini

- 20 Desember 2020, 06:58 WIB
Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun.
Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun. /



GALAMEDIA - Nama Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman kini tengah menjadi perbincangan netizen. Bahkan aksi 1812 diiringi dengan menggemanya seruan "tangkap Munarman".

Munarman dianggap menjadi salah satu tokoh yang berperan besar dalam aksi 1812 di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Jumat 18 Desember 2020.

Namanya bahkan sempat menjadi trending topic di Twitter. Bersamaan dengan itu, beredar pula foto atau video yang memperlihatkan massa membawa senjata tajam saat hendak mengikuti aksi.

Terkait fenomena itu, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun beranggapan, bangsa ini menjadi memiliki perilaku sebentar-sebentar bilang tangkap. Padahal di satu sisi, kata dia, tokoh FPI itu bersuara lantang karena ingin membela hak-hak dari 6 anggota Laskar yang tewas ditembak polisi, juga mengupayakan pembebasan pentolan FPI Habib Rizieq Shihab.

Baca Juga: Senyap Sejumlah Kasus, Prabowo Subianto Tiba-tiba Ajak Rakyat Bela Negara di Acara Puisi

“Padahal orang tidak tahu kesalahannya apa. Seperti Munarman, dia vokal dalam membela hak 6 anggota laskar yang meninggal. Sementara sekarang masih investigasi, belum ada kebenaran mutlak dari polisi, dan Komnas HAM. Karena itu dalam rangka menjaga, tentu Munarman berkewajiban membela hak-hak korban, untuk terus menyuarakan proses tersebut.”

“Dan demo adalah salah satu cara menyuarakan masalah ini, baik itu soal korban 6 laskar FPI dan penahanan Habib Rizieq Shihab. Menurut saya, perlu diselesaikan dalam aspek hukum yang adil,” lanjut Refly, dikutip dari saluran YouTube-nya, Sabtu 19 Desember 2020.

Refly kemudian menyinggung soal bagaimana kerasnya Munarman dalam membela para anggotanya yang tewas meninggal.

Pada beberapa kesempatan, kata dia, Munarman selalu memberi penjelasan dari sudut pandang yang berbeda dari keterangan kepolisian.

Hal ini seolah berusaha membantah atas keterangan polisi yang seolah ada baku tembak dalam peristiwa di KM 50 tol Jakarta Cikampek ketika itu. Teriakan tangkap Munarman sendiri, kata Refly, tentu wajar dialamatkan pada dirinya oleh orang yang tak suka dengan FPI.

Baca Juga: Klasemen Liga Inggris Usai Livepool Bantai Crystal Palace, Everton Taklukkan Arsenal

Sebab Munarman saat ini menjadi orang ketiga terbesar pemegang kendali FPI dengan jabatannya sebagai Sekretaris Umum. Sepak terjangnya yang membahana, sebagai mantan Ketua YLBHI yang legendaris, menjadikan FPI memang bertumpu banyak pada sosoknya.

“Munarman mudah-mudahan tidak jadi target selanjutnya untuk dikandangkan hanya karena dia bersuara keras, untuk membela 6 laskar FPI. Mudah-mudahan kebenaran tetap tegak di negeri ini,” katanya.

Refly kemudian turut menyinggung temuan demi temuan yang terjadi pada tragedi tol Cikampek KM 50. Belakangan, kata dia, alibi versi Polda Metro Jaya sudah tak kuat lagi.

Sebab, ketika rekonstruksi dilakukan, justru terdapat perubahan rincian. Salah satunya, ternyata yang dikatakan tewas tembak-menembak sebenarnya hanya dua orang.

Sementara itu, empat orang lainnya terpaksa ditembak polisi karena melawan atau berusaha merebut senjata petugas ketika mau dibawa ke Polda Metro Jaya dengan Daihatsu Xenia. Keempat orang itu lantas ditembak di Xenia.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x