Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Nurul Arifin: Pendidikan Itu Dimulai dari Ibu

- 22 Desember 2020, 11:31 WIB
Anggota MPR RI Nurul Arifin Sosialisasi 4 Pilar MPR RI dengan organisasi wanita di Gedung Wanita Kota Bandung, Jln. Martadinata, Kota Bandung.
Anggota MPR RI Nurul Arifin Sosialisasi 4 Pilar MPR RI dengan organisasi wanita di Gedung Wanita Kota Bandung, Jln. Martadinata, Kota Bandung. /Rio Ryzki Batee/


GALAMEDIA - Digaungkannya empat pilar kebangsaan atau MPR RI perlu terus diupayakan, terlebih dengan bermunculannya isu perpecahan di tengah masyarakat. Lebih jauh, perempuan diharapkan dapat menjadi agen sosialisasi nilai-nilai kebangsaan tersebut, terutama kaum ibu-ibu.

Anggota MPR RI, Nurul Arifin mengatakan seorang ibu merupakan role model dalam sebuah keluarga. Sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif kepada keluarga dan lingkungannya.

"Pendidikan itu dimulai dari ibu, yang sebenarnya merupakan agen yang melestarikan nilai-nilai budaya dan kebangsaan," ungkapnya pada Sosialisasi 4 Pilar MPR RI dengan organisasi wanita di Gedung Wanita Kota Bandung, Jln. Martadinata, Kota Bandung, Senin 21 Desember 2020.

Baca Juga: Tutup Kasus Babe Haikal, Burhanuddin Muhtadi: Penjara Tak Akan Pernah Cukup Puaskan Kebencian

Oleh karena itu, pihaknya berharap kaum perempuan maupun ibu, dapat lebih meningkatkan literasi atau minat bacanya. Sehingga dapat memfilter dan menyaring isu-isu yang dinilai berpotensi hoaks bahkan memecah belah bangsa.

Dikatakanya berdasarkan survei Pilkada maupun Pilpres, yang menyebarkan atau memviralkan berita hoaks justru dari kaum perempuan. Karena masih kurangnya literasi ketika menerima sebuah infomasi.

"Ini sebenarnya memprihatinkan, karena seharusnya perempuan bisa menjadi agen yang menetralisir. Karena mereka banyak yang hanya menelan dan menyebarkan, tanpa adanya proses memfilter atau menyaring informasi maupun berita," tuturnya.

Baca Juga: KPK Panggil Istri Edhy Prabowo Hari Ini

Nurul menerangkan ketika menjadi agen 4 pilar, seorang ibu tidak perlu kaku ketika menjelaskan kepada anaknya maupun lingkungan keluarga lainnya. Tapi dapat dengan pendekatan yang lebih bersahabat dan mudah diterima.

Dengan demikian, pesan yang ingin disampaikan dapat lebih mudah diterima oleh semua elemen keluarga. Selain itu, bisa dengan memberikan contoh atau mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

"Saya ingin perempuan itu jadi otoritas akan dirinya sendiri, dan tidak berdasarkan doktrin. Karena identitas diri itu paling penting," tambahnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x