GALAMEDIA - Perpustakaan Nasional Australia (NLA) sekotak cokelat Cadbury tertua yang berusia lebih dari satu abad tepatnya 120 tahun.
Dan yang menakjubkan, hanya sedikit dari bagian cokelat pesanan Ratu Inggrtis itu yang membusuk.
Para konservator di NLA menemukannya di antara koleksi pribadi penyair Australia terkenal Andrew Barton 'Banjo' Paterson.
Baca Juga: Ingat, Masuk Kawasan Puncak Bogor Pengunjung Wajib Tunjukan Hasil Rapid Tes Antigen
Dikutip Galamedia dari DailyMail, Selasa (22 Desember 2020) cokelat batangan tersebut ditemukan dalam kaleng cokelat suvenir yang diberikan kepada tentara oleh Ratu Victoria selama Perang Boer.
Hebatnya, hampir 120 tahun kemudian cokelat tersebut relatif tidak tersentuh.
Laboratorium konservasi perpustakaan menemukan koleksi tak terduga itu tersembunyi di antara buku harian, kliping koran, dan puisi sang penyair.
Baca Juga: Ngatiyana Minta Jajaran RW Mencari Rumah Kosong untuk Dijadikan Tempat Isolasi Mandiri
"Ada bau yang cukup menarik ketika kotaknya dibuka," kata konservator Perpustakaan Nasional Australia Jennifer Todd kepada ABC.
“Kaleng cokelat tua itu milik Banjo, isinya cokelat yang masih terbungkus di dalam kotak.”
Batangan cokelat terbungkus kemasan lama yang terbuat dari jerami dan kertas perak.
Kaleng cokelat dikirim Ratu Victoria untuk memberikan penghiburan bagi pasukan Perang Boer selama pertempuran dengan 'Afrika Selatan pada 1900 -an.
Baca Juga: 6 Menu Bakaran untuk Liburan dan Tahun Baruan bersama Orang Tersayang, Ini Pilihannya
Cadbury UK menciptakan cokelat bersejarah untuk pasukan Inggris, saat Istana Buckingham memesan 70.000 - 80.000 pon kaleng kakao dengan biaya langsung dari dompet Ratu.
Menurut Cadbury Brothers, kakao kemudian dibuat menjadi pasta dan dimaniskan hingga siap digunakan di tengah kondisi kamp yang keras.
Meskipun ditujukan khusus untuk pasukan, cokelat kaleng tetap populer kala itu dan biasa diperdagangkan.
Baca Juga: Djoko Tjandra Divonis 2,5 Tahun Penjara
Diperkirakan Banjo Paterson membelinya dari pasukan Inggris pada tahun 1899 ketika menjadi koresponden perang untuk Sydney Morning Herald dan The Age.
Ia lalu mengirimkannya kembali ke Australia selama bertugas di Afrika Selatan.
Kini “cokelat ajaib” itu disimpan di Perpustakaan Nasional Australia sebagai bagian dari koleksi barang pribadi Banjo Patterson.***