Hujan Deras DiprediksiTerus Dera Kota Bandung Hingga Terancam Banjir Besar, BMKG Ungkap Penyebabnya

- 25 Desember 2020, 13:32 WIB
Banjir akibat luapan Sungai Citepus di Bandung, Jawa Barat, Kamis, 24 Desember 2020.
Banjir akibat luapan Sungai Citepus di Bandung, Jawa Barat, Kamis, 24 Desember 2020. /Antara/ANTARA/Novrian Arbi/aww.



GALAMEDIA - Beberapa hari terakhir ini Bandung dan sekitarnya dilanda hujan deras hingga menyebabkan terjadinya banjir di sejumlah titik.

Banjir terparah Kota Bandung Kamis 24 Desember 2020 terjadi di tujuh titik. Yakni Jalan Kopo (Citarip), Jalan Cibaduyut (terowongan batas kota), Jalan Pasirkoja (exit tol), Jalan Pagarsih, Jalan Setrasari, Jalan Dr Djunjunan (Pasteur) dan Jalan Sukagalih gang Sukabakti I.

Genangan air pun terjadi di belasan titik lainnya, khususnya di daerah langganan seperti perempatan Gedebage. Kondisi ini menyebabkan arus lalu linta sempat tersendat.

Hujan deras dengan intensitas lama kemarin diakui oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung Tony Agus Wijaya.

Baca Juga: Gawat! Rizal Ramli Sebut Perekonomian Indonesia 2021 Bakal Lebih Buruk dari Krisis Moneter 1998

Ia menyebutkan, perubahan itu dipengaruhi oleh dinamika atmosfer sehingga membuat awan hujan terkumpul di atas wilayah Bandung.

"Terdapat gangguan cukup signifikan di wilayah Jawa Barat yang menyebabkan perlambatan massa udara di sebelah barat Jawa Barat. Kondisi ini mendukung pertumbuhan awan-awan hujan diantaranya di wilayah Jawa Barat," katanya.

Selain faktor itu, ia menambahkan citra satelit pada Kamis 24 Desember 2020 menunjukkan adanya pertumbuhan awan konvektif atau cumulonimbus dalam skala luas pada siang hingga sore hari di wilayah Bandung.

"Inilah yang di perkirakan menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat hingga terjadi banjir," kata Tony.

Baca Juga: Tampol Stafsus Milenial, Rizal Ramli: Mahasiswa Kini Tampak Kayak Anak Mami Tapi Konsen Soal Negara

BMKG memprakirakan musim hujan kali ini cenderung lebih basah dari musim hujan tahun lalu sehingga potensi kejadian banjir bisa meningkat.

"Berdasarkan analisis dinamika atmosfer dan prakiraan curah hujan bulanan, diprakirakan kondisi musim hujan hingga Maret 2021 akan bersifat normal sampai di atas normal atau cenderung lebih basah dari biasanya bila dibandingkan dengan musim hujan tahun lalu," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pers BMKG, Jumat 25 Desember 2020.

"Musim hujan tahun 2020/2021 diwarnai oleh latar belakang fenomena iklim global La Nina yang terjadi sejak awal Oktober 2020 dan diprediksi akan berlangsung hingga Mei 2021 dengan intensitas La Nina moderat menjadi La Nina lemah pada Maret 2021," kata Dwikorita.

Baca Juga: Heboh di Media Sosial, Anggota Fraksi PSI Diduga Minta Dana Bantuan Partai Naik

Menurut hasil pemantauan BMKG, hingga menjelang akhir Desember 2020 sebanyak 85 persen zona musim (ZOM) di wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan dan 15 persen sisanya belum memasuki musim hujan.

Wilayah yang belum memasuki musim hujan meliputi Lampung bagian tengah dan timur, pesisir utara Banten, DKI Jakarta bagian barat, Jawa Barat bagian utara, sebagian Jawa Timur, Bali bagian selatan, sebagian Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) bagian timur, Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Barat bagian selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara bagian timur, sebagian Maluku, dan Papua bagian tengah-selatan.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x