Kini Harus Bergaya Ketua MUI, Gus Yaqut: Saya Bicara Ini Tersiksa

- 27 Desember 2020, 17:44 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut. /Dok. GP Ansor


GALAMEDIA - Yaqut Cholil Qoumas sepertinya masih harus beradaptasi dengan jabatan barunya sebagai Menteri Agama (Menag) RI.

Sebelumnya sempat mengaku grogi bicara di depan ulama MUI, kini pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini cerita harus bergaya lebih tenang setelah jadi Menag.

Hal itu disampaikan Gus Yaqut saat menyapa Wakil Ketua Umum MUI, Marsudi Syuhud, dalam webinar Silaturahmi Nasional Lintas Agama yang digelar Polda Metro Jaya.  

"Kiai Marsudi Syuhud yang saya hormati, senior saya ketua MUI yang rasa Banser. Jadi ketua MUI yang gayanya sudah seperti Banser. Sekarang terbalik dengan saya. Dulu saya Banser, sekarang harus bergaya Ketua MUI," ucap Gus Yaqut seperti disiarkan dalam tayangan video YouTube Polda Metro Jaya, Minggu 27 Desember 2020.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Jadi Inspirasi, Tisna Sanjaya Gelar Pameran Seni Rupa Dian Lentera Budaya

Hadir dalam acara itu Kapolda Metro Jaya Fadil Imran, Wakil Ketum MUI Marsyudi, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurahman, Habib Luthfi bin Yahya, dan Wagub DKI Riza Patria.

"Kalau tadi dikatakan saya biasa berpidato menggebu-gebu, saya bicara pelan ini tersiksa. Tapi apa boleh buat ini tuntutan pekerjaan," imbuhnya tertawa.

Dalam sambutan itu, Gus Yaqut sempat menyindir sahabatnya, Ketua Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, yang turut hadir. Dia menyebut nasibnya lebih beruntung menjadi Menag daripada Sunanto.

"Sahabat saya Sunanto Ketua Pemuda Muhammadiyah. Sama-sama ketua organisasi pemuda, tapi nasib saya lebih baik dibanding beliau," tuturnya.

"Mohon maaf tidak bisa sebut satu persatu (tamu yang hadir), karena mohon maklum pejabat baru. Jadi belum kenal satu per satu, jadi ya sering muncul di TV saja yang saya tahu," tambahnya.

Baca Juga: Sebanyak 2.600 Rapid Test Antigen Disiapkan untuk para Pelaku Perjanalan di Jabar Selama Enam Hari

Dalam sambutannya, Gus Yaqut kembali bicara soal agama sebagai inspirasi bukan aspirasi. Artinya, jangan jadikan agama sebagai norma konflik sehingga siapa pun yang beda keyakinan dianggap musuh atau lawan yang harus diperangi.  
"Indonesia itu berdiri sebagai kesepakatan antar kultur, antarbudaya, dan antaragama di Indonesia. Barang siapa ingin hilangkan satu dengan yang lain atas dasar agama artinya mereka tidak mengaku Indonesia," kata Gus Yaqut.

"Dalam bahasa yang waktu masih komandan Banser, saya bilang kalau ada yang begitu, kita lawan. Tapi kalau Menag ngmong gitu enggak pas. Tapi intinya dilawan, itulah," tutupnya disambut tawa hadirin.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x