Terbelenggu Politik, Ketua Umum Muhammadiyah: Sejak Kecil Diajari konflik Hingga Lupa Masa Depan

- 27 Desember 2020, 19:27 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. /Jurnal Presisi/Laman Resmi Muhammadiyah



GALAMEDIA - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir berterimakasih pada banyak pihak terkait atas peran-peran yang dilakukan dalam mensukseskan pendirian Universitas Muhammadiyah Berau Kalimantan Timur, Minggu, 27 Desember 2020.

“Kami Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan selamat sekaligus harapan besar pada rektor UM Berau Syarifudin Ismail yang memperoleh amanat untuk membawa kampus ini menjadi kebanggaan Persyarikatan Muhammadiyah,” ujar Haedar secara daring dari kediamannya di Yogyakarta, seperti dilansir muhammadiyah.or.id, Minggu 27 Desember 2020.

Haedar menyatakan syukur atas dukungan pemerintah, anggota Persyarikatan, maupun masyarakat Berau yang mendukung pusat keunggulan Muhammadiyah.

Ke depan, Haedar berharap rumah sakit Muhammadiyah dapat menyusul dibangun di Berau.

Baca Juga: Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman Tandatangani Ikrar Kebangsaan: Tolak Intoleransi!

“Muhammadiyah sudah biasa, sebelum meyelesaikan pekerjaan sudah menggarap pekerjaan lain. Indonesia memerlukan pilar yang kokoh dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi jika ingin berkembang menjadi bangsa yang besar,” imbuhnya.

Pekerjaan tidak populer seperti membangun berbagai pusat keunggulan bagi Haedar ditempuh oleh Muhammadiyah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

“Tetangga kita sudah leading, Malaysia, Thailand, Singapura. Banyak ilmuan dari luar negeri tapi tidak bisa kita mobilisasi. Sehingga human index kita masih tertinggal padahal potensi kita besar," ujarnya.

Ia pun tak menutup kemungkinan adanya beberapa kendala. Diantaranya soal politik.

Baca Juga: Disaksikan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Tokoh Agama Ikrar Tolak Intoleransi

"Boleh jadi ada hal-hal yang bersifat kendala. Bisa jadi politik kita membelenggu kita dalam banyak hal,” ungkap Haedar.

“Bangsa ini masih gemar kumpal-kumpul, aksi massa dan lain-lain apalagi disakralisasi dengan kepentingan ideologi. Sejak kecil anak-anak diajari konflik, bermusuhan, aktivitas komunal, lupa mempersiapkan masa depan,” imbuhnya prihatin.

Karena itu Haedar berharap kehadiran UM Berau mampu menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu menghadirkan kerja-kerja besar membangun peradaban.

Baca Juga: Terbongkar! Ternyata Sosok Perempuan di Markas FPI Adalah Mata-Mata Jerman Bukan Seorang Diplomat

“Terakhir UM Berau lahir di masyarakat. Karena itu harus punya peran untuk masyarakat. Mudah-mudahan UM Berau menjadi pilar penguat strategis Muhammadiyah dalam membangun bangsa,” tutupnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x