Amerika Laporkan Penemuan Kasus Pertama Infeksi Covid-19 Varian Baru di Colorado

- 30 Desember 2020, 11:29 WIB
Ilustrasi virus corona di Amerika Serikat (AS). Jumlah kasus COvid-19 di AS nyaris tembus 20 juta jiwa
Ilustrasi virus corona di Amerika Serikat (AS). Jumlah kasus COvid-19 di AS nyaris tembus 20 juta jiwa /PIXABAY/leo2014

GALAMEDIA - Amerika Serikat mendeteksi kasus pertama infeksi Covid-19 varian baru di Colorado pada Selasa 29 Desember 2020, seiring dengan Presiden Terpilih Joe Biden yang memperingatkan bahwa perlu waktu bertahun-tahun untuk memvaksin sejumlah besar warga negara itu, dengan angka penyebaran yang terjadi sekarang.

Gubernur Colorado Jared Polis menyebut bahwa wilayah negara bagian yang ia pimpin telah menemukan kasus virus corona varian B.1.1.7--yang pertama kali terdeteksi di Inggris, dan disebut lebih cepat menular dibandingkan varian SAR-CoV-2 terdahulu.

Kasus virus corona varian baru ini telah ditemukan juga menyebar di sejumlah negara Eropa lainnya, juga di Kanada, Australia, India, Korea Selatan, dan Jepang, serta negara-negara lain.

Baca Juga: Sering Mengusik Indonesia, Nasib Vanuatu di Tengah Pandemi Kini Jual Cepat Kewarganegaraan demi Uang

Polis, dalam keterangannya, mengatakan bahwa pasien kasus pertama di AS itu merupakan seorang laki-laki berusia 20-an tahun tanpa riwayat berpergian akhir-akhir ini, dan sekarang tengah menjalani isolasi di Denver.

"Pihak berwenang urusan kesehatan masyarakat sedang melakukan investigasi secara teliti. (Pasien yang bersangkutan) tidak mempunyai kontak erat, sejauh identifikasi saat ini," kata Polis. Ia juga menyebut bahwa pihaknya telah memberitahukan pemerintahan federal.

Sebelum Polis mengonfirmasi kasus ini, Biden berpidato di Wilmington, Delaware, mengenai vaksinasi bagi masyarakat AS.

Baca Juga: Pajak Mobil Baru 0 Persen Direstui Jokowi, Harga Innova Langsung Terjangkau, Brio 'Cuma' Rp 100 Juta

"Upaya distribusi dan pelaksanaan vaksinasi tidak berjalan sebagaimana semestinya. (Dengan angka kasus saat ini) maka akan butuh waktu tahunan, bukan bulanan, untuk memvaksin warga Amerika," kata Biden.

Prediksi Biden mengenai musim dingin yang sulit tampak sebagai upaya menurunkan ekspektasi masyarakat bahwa pandemi ini akan segera berakhir setelah dia resmi menjabat sebagai presiden AS pada 20 Januari 2021.

Biden juga memberikan pesan kepada Kongres bahwa pemerintahannya nanti ingin menambah anggaran secara signifikan untuk melancarkan distribusi vaksin, memperluas uji deteksi, serta menyediakan dana bagi negara bagian untuk membantu membuka kembali sekolah.

Baca Juga: Tampilkan Archie, Podcast Perdana Meghan Markle dan Pangeran Harry Tuai Reaksi Keras

Target Biden untuk menjamin 100 juta vaksinasi dijalankan per 100 hari masa jabatannya sebagai presiden nanti akan berarti "meningkatkan angka vaksinasi saat ini hingga lima-enam kali lipat, menjadi satu juta dosis per hari"--yang disebutnya perlu mendapat dana tambahan.

Bahkan dengan angka vaksinasi yang ambisius tersebut, Biden menyebut bahwa akan diperlukan waktu berbulan-bulan hingga sebagian besar warga Amerika mendapatkan vaksin, dan kondisi pandemi mungkin tidak akan berubah, setidaknya, sampai Maret 2021 nanti.

Baca Juga: Kurs rupiah Ditutup Menguat Diahir Tahun Diduikung Sentimen Positif Global

Sumber: Reuters

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x