Sebut Darurat Perut, Rocky Gerung: Kepanikan Ini Benar-benar Nyata

- 4 Januari 2021, 08:29 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung.
Pengamat politik, Rocky Gerung. /YouTube Rocky Gerung Official


GALAMEDIA -Sejumlah produsen tahu tempe beberapa hari terakhir ini mogok produksi. Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kenaikan harga bahan bakunya, yakni kacang kedelai.

Hal tersebut pun mengudang pengamat politik Rocky Gerung untuk buka suara. Ia menilai, tahu dan tempe merupakan makanan pokok masyarakat.

"Karena kita impor maka mengikuti kurs yang ditetapkan. Tetapi bisa juga mengenai kartel, dimana kita memasuki pasar perdagangan bebas," ucapnya dalam tayangan video YouTube pada kanal Rocky Gerung Official, dikutip Senin 4 Januari 2021.

Untuk itu, Rocky Gerung meminta Pemerintah dan pihak terkait untuk mencari tahu penyebab pasti dari kenaikan harga kedelai tersebut.

"Ini darurat perut, bukan darurat hukum saja. Mengenai siapa yang memainkan harga kedelai dan sebagainya, itu gak pernah dijelaskan pemerintah," imbuhnya.

Baca Juga: Penerimaan CPNS 2021 Dimulai April, Kemenpan RB Ungkap Formasi yang Dibutuhkan

Ia menyatakan, kasus harga kedelai impor yang meroket kerap kali terjadi sekitar 3-4 tahun sekali di Indonesia.

"Langka tempe tahu dan kedelai itu tiap kali terjadi. Jadi saya merasa masyarakat dibebani kecemasan politik, kekerasan dan kebutuhan dasar. Kepanikan ini benar-benar nyata. Ini menyangkut hajat hidup semua orang. Pemerintah tak pernah memikirkan hal ini," ujar akademisi ini.

Kemudian Rocky Gerung mengatakan, masyarakat ingin mencari tahu penyebab pasti dari kenaikan harga kedelai impor yang berimbas pada tahu tempe langka.

"Ini soal hajat hidup orang jadi harus diperhatikan. Negara harus melindungi masyarakat yang paling rentan untuk mengonsumsi kebutuhan hariannya, jadi harus ada cadangan tempe dan tahu. Pemerintah bertanggungjawab penuh," katanya.

Rocky menegaskan, Presiden Jokowi harusnya mendahulukan untuk mengurusi kartel yang membawahi bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: FPI Disarankan Politisi PDI Perjuangan Jadi Partai Politik, 'Biar Kedudukannya Jelas'

"Bayangkan misalnya bahan pokok tidak ada dan kita mengalami bencana, jadi bertambah lagi beban rakyat. Ini Negara kekurangan kedelai atau kelebihan keledai? Ini berimbas panjang, apa yang negara sediakan pada rakyat?,"

"Ini satu bulan sudah dua kali menderita rakyat, bansosnya dikorupsi, terus harga tahu tempe dipermainkan," ujarnya.

Rocky berharap agar Pemerintah mengingat janjinya untuk melakukan perlindungan dasar terhadap rakyat atas bahan pokok.

"Ini intinya perlindungan dasar bahan pokok. Pemerintah harusnya mengantisipasi kalau emak-emak belum mendapatkan tahu tempe, tetapi sepertinya Pemerintah fokusnya tak disitu, lebih fokus pada stabilitas politik," katanya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x