GALAMEDIA - Twitter membekukan akun Donald Trump selama 12 jam dan untuk pertama kalinya menghapus cuitannya setelah memuji massa yang menyerbu Kongres dan mengatakan dia 'mencintai' mereka.
YouTube dan Facebook juga mengikuti langkah Twitter menghapus postingan tersebut. Facebook memblokir Trump dari platform mereka selama 24 jam.
Dikutip Galamedia dari DailyMail, Kamis (7 Januari 2021) salah satu tweet yang dihapus di antaranya berbunyi rasionalisasi Trump yang membenarkan kerusuhan di Capitol Hill.
Ketiga raksasa medsos itu bersama mengatasi aksi antik Trump di media sosial yang dianggap membahayakan keamanan nasional.
Baca Juga: Soal Penanganan Covid-19, Doni Monardo, 'Ternyata Bisa'
“Ini yang terjadi jika kemenangan mutlak pemilu yang sakral dengan begitu begitu saja dan dengan kejam dilucuti dari para patriot hebat yang telah lama diperlakukan dengan buruk dan tidak adil. Pulanglah dengan cinta dan damai. Ingatlah hari ini selamanya!”
Dalam klip video yang telah dihapus, pernyataan Trump dianggap bak siraman minyak pada api dengan klaim bahwa hasil pemilu 'dicuri' Demokrat dan mengatakan kepada para perusuh bahwa dia 'mencintai' mereka.
“Aku tahu rasa sakit kalian. Aku tahu klian terluka. Hasil pemilu kita dicuri,” katanya.
Baca Juga: Tiga Residivis Curanmor Dibekuk Setelah Beraksi di 12 TKP, Mudah Dijual Pelaku Incar Motor Matic
“Pemilihan umum yang luar biasa, semua tahu itu.. tapi kalian harus pulang sekarang. Kita harus memiliki kedamaian. Kita harus menjalankan hukum dan ketertiban. Kita harus menghormati orang-orang hebat kita sesuai hukum. Kita tidak ingin ada yang terluka.”
Tweet ketiga yang dihapus menyerang Wapres Mike Pence yang dianggap gagal menghentikan sertifikasi kemenangan Joe Biden.
“Mike Pence tidak memiliki keberanian untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk melindungi negara dan konstitusi kita, memberikan kesempatan kepada negara untuk mengesahkan serangkaian fakta yang dikoreksi, bukan yang curang atau tidak akurat yang sebelumnya diminta untuk mereka sertifikasi.“
Baca Juga: Musda DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung Ditunda, Ini Kata Simpatisan
Semua video dan cuitan tadi telah dihapus pada Rabu malam. Twitter menjelaskan alasan mereka memblokir atau memberi peringatan pada tweet. Cuitan dihapus karena melanggar kebijakan integritas sipil.
“Sebagai akibat dari situasi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sedang berlangsung di Washington, D.C., kami mewajibkan penghapusan tiga Tweet @realDonaldTrump yang diposting sebelumnya hari ini karena pelanggaran berulang dan pelanggaran berat terhadap kebijakan Integritas Sipil kami.“
Baca Juga: Indikasikan Ada Kartel Kacang Kadelai, LPP NU: Ini Enggak Bener, Harus Dibongkar
Artinya, akun @realDonaldTrump akan dikunci selama 12 jam setelah tweet tersebut dihapus. Jika tweet tidak dihapus, akun tersebut akan tetap terkunci.
Seorang juru bicara Facebook mengatakan, “Kami menilai dua pelanggaran kebijakan yang dilakukan laman Presiden Trump mengakibatkan pemblokiran fitur selama 24 jam.”
Andy Stone, juru bicara Facebook lainnya sebelumnya mengatakan kepada CNN Business, "Protes kekerasan di Capitol hari ini adalah aib."
Dia menambahkan, “Kami melarang hasutan dan seruan untuk kekerasan di platform kami. Kami secara aktif meninjau dan menghapus konten apa pun yang melanggar aturan ini.”
Baca Juga: Tangkal Hoax, Bupati Nyatakan Siap Mendapat Vaksin Pertama
Farshad Shadloo, juru bicara YouTube, mengatakan dalam email kepada Insider, “Kami menghapus video yang diposting sore ini di kanal Donald Trump yang melanggar kebijakan terkait konten berisi tudingan meluasnya penipuan atau kesalahan yang mengubah hasil AS tahun 2020.”
“Kami mengizinkan salinan video ini jika diunggah dengan konteks tambahan dan nilai pendidikan, dokumenter, ilmiah, atau artistik (EDSA) yang memadai.”
Twitter, Facebook, dan YouTube sebelumnya telah melabeli konten yang diposting Trump dengan peringatan selama setahun terakhir, khususnya cuitan tentang penipuan pemilu dan Covid-19.
Baca Juga: Kamis Pagi, Gunung Merapi Sembilan Kali Keluarkan Guguran Lava Pijar
Sepanjang pemilihan presiden 2020, semua platform melabeli belasan tweet Trump yang membuat klaim palsu atau menyesatkan tentang penipuan pemilih.