Soal Kacang Kedelai, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman Turun Tangan

- 7 Januari 2021, 13:10 WIB
PANGDAM Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.*
PANGDAM Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.* //ANTARA//Dhemas Reviyanto


GALAMEDIA - Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman turun tangan untuk menelusuri lonjakkan harga kacang kedelai impor dan memantau produksi tahu tempe di wilayah DKI Jakarta.

Belakangan ini tahu tempe mengalami lonjakan harga karena beriringan dengan naiknya harga kedelai impor.

Pangdam Jaya mendampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menyambangi sejumlah pengrajin tahu tempe di kawasan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis 7 Januri 2021.

Peninjauan ini dalam rangka memantau produksi tahu tempe yang punya bahan baku kedelai.

Dalam tinjauannya, rombongan melihat langsung para pengrajin tahu tempe sekaligus bertanya bagaimana kegiatan produksi mereka.

Baca Juga: Hadirkan Rhoma Irama, Tim Kuasa Hukum HRS: Baru Kali Ini Acara Maulid Nabi Dinilai Tindak Pidana

Dalam kesempatan itu, alih-alih menggunakan kacang kedelai lokal, satu di antara rumah produksi mengaku mereka membuat tahu tempe yang bersumber dari kedelai impor.

"Ini bahan bakunya pembuatan tempe tahunya dari mana? Impor?," tanya Syahrul.

"Impor, pak," jawab satu pengrajin.

Lantas Syahrul menanyakan kembali kepada pengrajin tersebut apakah kegiatan produksi mereka memang didominasi kedelai impor? perajin pun langsung membenarkan.

Selanjutnya Ia menawarkan jaminan ketersediaan kedelai lokal kepada pengrajin.

Mereka pun langsung menginginkannya karena kedelai lokal dianggap lebih memiliki rasa gurih ketimbang kedelai impor.

"Kalau saya buatin bapak pakai ya?," tanya Syahrul.

"Pakai pak, kalau kedelai lokal lebih gurih pak rasanya," jawab pengrajin.

Baca Juga: Polri Buka Penerimaan Anggota Polisi Baru, Simak Syarat-syaratnya Berikut Ini

Dalam sambutannya, Syahrul mengatakan pihaknya akan menjaga stabilitas harga kedelai di tengah polemik kenaikan harga yang terjadi saat ini.

"Memang ada tiga agenda kita susun bersama-sama, pertama agenda SOS stabilitas harga pasokan tidak boleh terganggu, agenda 100 hari ini saya akan keliling Indonesia tapi namanya mengurusi 200 juta orang tentu semua tidak puas. Stabilitas harga tidak boleh terlalu naik atau turun siapa tahu ini hanya goncangan sesaat," ujar Syahrul.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x