Presiden China Xi Jinping Blokir WHO, Ratusan Data Asal-usul Corona dari Lab Rahasia Wuhan Kini Raib

- 11 Januari 2021, 11:30 WIB
Ilustrasi Kota Wuhan.
Ilustrasi Kota Wuhan. /PIXABAY/jackmac34/patrick_L

GALAMEDIA - Pemerintah China menghadapi tuduhan baru menutup-nutupi fakta krusial mengenai asal-usul virus corona setelah sebelumnya Presiden Ji Xinping memblokir tim inspeksi WHO.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Senin (11 Januari 2021) terakhir pejabat Negeri Tirai Bambu menghapus data online penting tentang laboratorium yang dicurigai sebagai sumber Covid-19.

Baca Juga: Sehari Kantongi Setengah Miliar, Vakum Lima Tahun Manajer Adele Tetap Tajir

The Mail on Sunday mengungkapkan ratusan halaman informasi yang berkaitan dengan studi Institut Virologi Wuhan yang sangat rahasia telah dihapus.

Rincian lebih dari 300 penelitian, termasuk banyak penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia, yang diterbitkan secara online oleh National Natural Science Foundation of China (NSFC) yang dikelola negara tidak lagi bisa diakses.

Penghapusan bukti kunci ini menghidupkan kembali kekhawatiran China mencoba menutupi penyelidikan asal-usul virus.

Baca Juga: Balasan Plot Tahun 2009, Pemimpin Tertinggi Iran Sebut Gonjang-ganjing Politik Amerika 'Azab Illahi'

Presiden Xi Jinping pekan lalu juga memblokir penyelidik dari Organisasi Kesehatan Dunia hingga menuai kecaman internasional.

Sementara itu, media pemerintah menerbitkan ratusan artikel yang mengklaim virus bahkan tidak berasal dari kota Wuhan.

Sebagai bagian dari “pemberangusan” studi online NSFC, ikut dihapus semua referensi yang dilakukan Shi Zhengli, ahli virologi Wuhan yang dijuluki  Batwoman berkat perjalanannya mengumpulkan sampel di gua kelelawar.

Baca Juga: Lagi, Jalan Tol Cipali Memakan Korban Jiwa, Kecelakaan Tunggal Elf Empat Orang Tewas

Studi kunci  penyelidikan sumber virus, termasuk penelitian tentang risiko infeksi lintas spesies dari kelelawar dengan virus korona mirip SARS, dan penelitian mengenai patogen manusia yang dibawa oleh kelelawar, juga telah menghilang.

Semalam, mantan pemimpin Konservatif Iain Duncan Smith, yang juga anggota Aliansi Antar-Parlemen di China mengatakan pengungkapan The Mail on Sunday adalah contoh lain dari aksi penguburan fakta oleh China.

“China jelas berusaha menyembunyikan bukti,” tambahnya.

Baca Juga: Lagi, Utah Jazz Menang Atas Setroit Pistons.

“Sangat penting menjalankan penyelidikan menyeluruh tentang apa yang terjadi, tapi China tampaknya melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menghentikan hal itu.”

“Kita tidak tahu apa yang terjadi di laboratorium itu. Mungkin saja mereka bereksperimen dengan kelelawar virus corona dan melakukan semacam kesalahan. Kecuali China membuka diri untuk pengawasan, dunia akan menganggap mereka menyembunyikan sesuatu. "

Baca Juga: Israel Makin Nekat, Lakukan Penggalian di Sekitar Masjid Al-Aqsa

Ini bukan pertama kalinya China dituduh menyembunyikan bukti penting tentang asal-usul virus.

Beberapa hari sebelum WHO diperingatkan tentang wabah kasus pneumonia mirip SARS di Wuhan pada Desember 2019, Institut Virologi Wuhan mulai mengubah basis data patogen virus mereka.

Basis Data Patogen Virus yang Ditularkan Satwa Liar termasuk unik karena mencakup informasi tentang varian virus pada hewan liar lainnya.

Baca Juga: Rektor IBIK Bogor, Prof. Dr. H. Moermahadi : Kampus Memiliki Peran Penting Ajarkan Budi Pekerti

Di antara perubahan yang diyakini para ahli dilakukan untuk menghilangkan jejak adalah menghapus kata kunci seperti 'satwa liar' atau 'hewan liar’.

Judul pun diubah dari Database Patogen Virus yang Ditularkan oleh Satwa Liar menjadi Database Patogen Virus yang Ditularkan oleh Hewan Pengerat.

Istilah 'hewan buas' diganti dengan 'kelelawar dan hewan pengerat' atau 'kelelawar dan tikus'.

Istilah lain yang menghubungkan database dengan wabah juga dihapus. 'Penyakit menular yang muncul' dan 'infeksi lintas spesies' digunakan dalam versi aslinya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x