BMKG Tidak Pernah Intruksikan Warga untuk Meninggalkan Mamuju, Tapi Evakuasi Mandiri

- 18 Januari 2021, 10:20 WIB
Kepala BMKG Pusat  Dwikorita Karnawati bersama Kepala BNPB Letjen Doni Monardo saat menyerahkan alat deteksi dini gempa kepada Sekda Provinsi Banten Al Muktabar di Hotel Marbella Anyer, Rabu, 14 Agustus 2019.*/KABAR BANTEN
Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati bersama Kepala BNPB Letjen Doni Monardo saat menyerahkan alat deteksi dini gempa kepada Sekda Provinsi Banten Al Muktabar di Hotel Marbella Anyer, Rabu, 14 Agustus 2019.*/KABAR BANTEN /

GALAMEDIA - Pascagempa bumi magnitudo 6.2 di Majene, Sulawesi Barat, masyarakat diimbau untuk melakukan evakuasi mandiri, bukan eksodus ke luar daerah. Demikian imbauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam ketetengan persnya, Senin 18 Januari 2021.

"BMKG hanya mengeluarkan imbauan terkait arahan evakuasi untuk menyelamatkan diri, bukan eksodus meninggalkan Mamuju," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin.

Ditegaskannya BMKG tidak pernah menginstruksikan warga untuk meninggalkan Mamuju. Sebelumnya beredar berita bohong lewat teks percakapan WhatsApp yang berisi informasi seolah BMKG menginstruksikan warga meninggalkan Mamuju sesegera mungkin.

Baca Juga: Dzikir Pagi Asmaul Husna: Al Mutakabbir, Al Khaliq, Al Baari, Dialah Pencipta Alam Semesta

Imbauan BMKG tersebut mengingat bahwa gempa susulan masih dapat terjadi seperti lazimnya pasca-terjadinya gempa kuat, untuk itu masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan gempa susulan dengan kekuatan yang signifikan.

BMKG juga mengimbau masyarakat yang tempat tinggalnya sudah rusak atau rusak sebagian, untuk tidak menempati lagi, karena jika terjadi gempa susulan signifikan dapat mengalami kerusakan yang lebih berat, bahkan dapat roboh.

Selain itu, warga yang tinggal di pesisir pantai juga diimbau untuk segera melakukan evakuasi mandiri menjauhi pantai jika terjadi gempa kuat di pantai, mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 1969.

Baca Juga: Alquran Surat Al A'la, Yuk Tingkatkan Tadarus dan Tadabur Qurannya

Evakuasi mandiri dilakukan dengan cara menjauh dari pantai segera setelah merasakan gempa kuat di pantai sebagai peringatan dini tsunami, tanpa perlu menunggu dikeluarkannya peringatan dini oleh pihak terkait.

Evakuasi mandiri sesegera mungkin efektif menyelamatkan masyarakat pesisir jika sumber gempa kuat yang terjadi berada dekat pantai, karena waktu emas penyelamatan tsunami sangat singkat, kata Dwikorita.

Begitu pula dengan masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan atau yang melewati jalan di tepi tebing curam, perlu waspada karena gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).

Baca Juga: Presiden Jokowi Hari Ini Tinjau Bencana Banjir di Kalimantan Selatan

Kondisi tersebut juga berisiko, terlebih lagi saat ini musim hujan yang dapat memudahkan terjadinya proses longsoran karena kondisi tanah lereng perbukitan basah dan labil setelah diguncang dua kali gempa kuat.

"Kami minta masyarakat tidak percaya dengan berita bohong (hoaks), tetapi terus memantau dan mengikuti informasi resmi yang bersumber dari lembaga resmi seperti BMKG dan arahan dari BNBP/BPBD," tambah Dwikorita.

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x