Selain karena bergantung pada impor, Muladno menyatakan, produksi sapi bakalan di Indonesia tidak mencukupi. Sapi bakalan jantan di Indonesia lebih banyak disiapkan oleh peternak untuk Hari Raya Idul Adha.
Jabodetabek merupakan wilayah konsumen daging ternak. Di sisi lain, ada delapan provinsi yang bisa memasok daging ke Jabodetabek dengan populasi sapi jantan di atas 750.000 per provinsi.
Baca Juga: Candi Borobudur Diguncang Ledakan Bom, Stupa dan Patung Buddha Rusak pada 21 Januari 1985
Delapan provinsi tersebut, yakni Jawa Timur dengan populasi tertinggi di atas 4 juta ekor, diikuti Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, NTB, NTT, Sumatra Utara, Lampung dan Bali.
Namun demikian, delapan provinsi ini juga tidak cukup memenuhi kebutuhan pangan hewan ternak ke Jabodetabek. Oleh karena itu, Indonesia memasoknya dari Australia dengan populasi sapi di atas 26 juta ton.
Salah satu provinsi di Australia, Darwin, juga memasok untuk kebutuhan daging ke Jakarta, karena jaraknya yang lebih dekat dibandingkan wilayah Sulawesi.
Baca Juga: Hiii...Bikin Merinding, 'Potongan Kaki Manusia' Ditemukan Tercecer di Jalan Raya
Dengan ketergantungan impor dari Australia, harga daging sapi di Jabodetabek akan terkatrol naik jika harga sapi bakalan di negara tersebut mengalami kenaikan.
Oleh karenanya, Muladno menilai kegiatan industri sapi ini sebaiknya dsserahkan pada pelaku usaha.
"Serahkan kegiatan industri sapi ini ke pebisnis secara total. Pemerintah hanya terbitkan regulasi yang kondusif bagi pebisnis," tandasnya.***