Karena Sentimen Risiko Berkurang di Tengah Covid-19, Dolar Kembali Menguat

- 23 Januari 2021, 08:08 WIB
Ilustrasi lembaran rupiah dan dolar AS di salah satu bank di Jakarta.
Ilustrasi lembaran rupiah dan dolar AS di salah satu bank di Jakarta. /ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ama/pri./

GALAMEDIA - Karena sentimen risiko berkurang di tengah melonjaknya infeksi Covid-19 meningkatkan selera terhadap mata uang safe-haven. Dengan begitu, dolar menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah tiga hari berturut-turut merugi, dan mata uang berisiko kembali jatuh.

Sebagai tempat berlindung yang aman, mata uang AS cenderung naik pada saat ada tekanan keuangan dan ekonomi yang mengakibatkan selera risiko lebih rendah.

Indeks S&P 500 dan Dow bersama dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga lebih rendah, menunjukkan suasana yang umumnya suram di pasar keuangan.

Baca Juga: Alhamdulillah, Guru Masih Bisa Jadi CPNS Meski Pemerintah Fokus ke PPPK, Ini Perbedaannya

Dikutip galamedia dari Antara, dolar mengurangi keuntungan dan mata uang berisiko memotong kerugian awal setelah data ekonomi AS yang positif - kenaikan aktivitas pabrik ke level tertinggi dalam lebih dari 13 tahun pada Januari dan kenaikan tak terduga 0,7 persen dalam penjualan rumah.

Greenback telah jatuh terhadap sekeranjang mata uang selama tiga sesi beruntun karena optimisme pasar tentang rencana stimulus fiskal Presiden AS Joe Biden mendorong pedagang untuk mencari aset-aset berisiko, menghasilkan keuntungan di mata uang seperti dolar Selandia Baru dan Australia.

Tapi tren itu berhenti pada Jumat, 22 Januari 2021, karena sentimen risiko pasar mundur. Saham global tergelincir dari rekor tertinggi ketika dolar AS stabil, naik 0,1 persen pada hari itu di 90,209. Namun, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, masih membukukan kerugian mingguan terbesar sejak pertengahan Desember.

Baca Juga: Duh, Asesmen Nasional Diundur Karena Pandemi, Awalnya Maret Jadi September-Oktober 2021

"Ada beberapa keragu-raguan di pasar dan sentimen risiko sedikit memburuk," kata Amo Sahota, direktur eksekutif di firma penasehat mata uang Klarity FX di San Francisco.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x