Sebut Monyet Ikut Ketawai Guru Besar USU, Rocky Gerung: Ini Ngapain Profesor

- 27 Januari 2021, 20:15 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung.
Pengamat politik, Rocky Gerung. /Rachman Haryanto/Antara





GALAMEDIA - Usai heboh kasus Ambroncius Nababan, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) Profesor Yusuf Leonard Henuk (YLH) kini jadi sorotan publik.

Soalnya ia diduga pernah menyandingkan mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai dengan seekor monyet.

Kemudian, ia pun mengaku pernah mengirimkan CV untuk melamar menjadi menteri kepada Presiden Joko Widodo.

Pengamat politik Rocky Gerung mengaku tak habis pikir dengan perilaku sang profesor karena tidak wajar.

"Ini saatnya profesor dievaluasi ulang. Kalau profesor mengikuti CV ikut seminar internasional, untuk studi, itu baru bermutu. Ini (mengajukan CV) untuk jadi menteri. Saya kira monyet juga akan ikut ketawa," ujar Rocky Gerung saat berbincang-bincang dengan Hersubeno Arief pada tayangan video YouTube pada kanal Rocky Gerung Official, dikutip Rabu 27 Januari 2021.

Baca Juga: Terinspirasi Pembantaian Muslim di Selandia Baru, Remaja 16 Tahun Berencana Lakukan Penyerangan di 2 Masjid

"Bagi kalangan akademisi, lebih baik kita menghasilkan hal baru dalam pengetahuan daripada duduk di jabatan akademis. Jadi kita bisa balikan profesor menghina Pigai semacam asosiasi dengan kemonyetan, monyet juga balik ketawa. Ini ngapain profesor," ujarnya.

Hersubeno pun selanjutnya menyinggung soal Prof YLH yang pernah menyerang Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono dan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono.

Ulah Prof Yusuf itu dituding sejumlah pihak merupakan bentuk pencitraan untuk menyita perhatian Presiden Jokowi.

"Di Indonesia, kolonialisme pengetahuan masih berlangsung. Profesor atau guru besar disebut otaknya besar, padahal kadang otaknya kecil dan tempatnya bukan di kepala tapi di dengkul. Beliau ingin cari sensasi," katanya.

Baca Juga: Pemerintahan Jokowi Gencarkan Gerakan Wakaf, Rizal Ramli: Kontradiktif Amat Sih ...

Rocky Gerung menilai, upaya Prof YLH itu merupakan salah satu bentuk menjilat. Oleh sebab itu, dia menyebut Guru Besar itu tolol.

"Kalau dia relawan, tunjukan aja pidato bela Jokowi. Itu penting daripada setumpuk ijazahnya yang gak ada relevansinya. Terlihat mentalnya ingin menjilat. Jadi dia mesti menghina AHY, SBY, Natalius Pigai supaya dia makin solid dukung Jokowi," ujarnya.

"Itu tolol namanya. Orang yang nonton ketololan ini mesti teruskan, tambah lagi kebodohan. Satu waktu dia akan menghina Mega, Airlangga, dia hina semua orang supaya dia paling bersih di depan Jokowi. Padahal semua orang lihat Jokowi enggak ngerti yang dia proposalkan," imbuhnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x