Myanmar Mencekam, Rakyat Khawatir Kekuasaan Diktator Militer Kembali Terulang

- 2 Februari 2021, 14:45 WIB
Myanmar's military checkpoint is seen on the way to the congress compound in Naypyitaw, Myanmar, February 1, 2021.  REUTERS/Stringer
Myanmar's military checkpoint is seen on the way to the congress compound in Naypyitaw, Myanmar, February 1, 2021. REUTERS/Stringer /STRINGER/REUTERS

 

GALAMEDIA – Selama lebih dari 50 tahun, pemerintahan Myanmar dikuasai oleh kalangan militer yang menamai dirinya sebagai Tatmadaw (Junta Militer).

Kali ini militer kembali melakukan kudeta untuk mematikan roda pemerintahan Aung San Suu Kyi.

Tidak hanya Suu Kyi yang sudah ditangkap namun beberapa anggota partai National League for Democracy/Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) turut ditangkap.

Sejak kudeta pada Senin 1 Februari 2021 dini hari, Aung San Suu Kyi belum terlihat.

Sebuah pesan dari akun Facebook Juru Bicara Resmi Liga Nasional untuk Demokrasi Kyi Toe mengatakan bahwa Suu Kyi saat ini baik-baik saja.

Baca Juga: Honey, dan 9 Panggilan Romantis dalam Bahasa Inggris untuk Orang Tersayang

Dilansir dari The Guardian, Presiden AS Joe Biden mengajak masyarakat Myanmar dan internasional untuk mendesak Tatmadaw segera kembali menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sah Aung San Suu Kyi.

“Dalam demokrasi, kekuatan tidak boleh digunakan untuk mengsampingkan keinginan rakyat atau berupaya untuk menghapus hasil pemilu yang kredibel,” ujar Biden pada Senin, 1 Februari 2021.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres ikut mengomentari perkembangan situasi di Myanmar dengan menyebutnya sebagai pukulan serius bagi bentuk reformasi demokrasi di Myanmar yang kembali dirusak oleh Tatmadaw.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Kafe Terbaru di Bandung yang Instagramable dan Aesthetic, Sayang untuk Dilewatkan

Setelah Suu Kyi ditangkap, di hari yang sama Tatmadaw melakukan penangkapan terhadap sekira 45 warga sipil, sebagian besar merupakan anggota partai Liga Nasonal untuk Demokrasi (NLD).

Junta militer menyebut pihaknya telah menahan para pemimpin yang telah melakukan kecurangan saat pemilu bulan November tahun lalu.

Selain itu, Tatmadaw telah memutus saluran telepon dan internet.

Hal ini membuat stasiun televisi milik pemerintah, MRTV melaporkan tidak dapat melakukan penyiaran berita.

Baca Juga: Kejutkan Penggemar, Penampilan Jeongyeon TWICE di 30th Seoul Music Award

Masyarakat menjadi panik dengan beramai-ramai pergi ke mesin ATM untuk menarik uang.

Banyak toko dan rumah turut mencabut lambang yang berhubungan dengan Aung San Suu Kyi.

Wakil Direktur Divisi Asia Human Right Watch Phil Robertson menyebutkan bahwa kemungkinan jumlah orang yang ditangkap oleh Tatmadaw semakin bertambah beberapa hari ke depan.

“Mereka akan menahan anggota NLD dalam tahanan dan kemudian mengejar orang-orang yang dianggap sebagai katalisator potensial yang bisa memobilisasi perlawanan terhadap kekuasaan militer,” ucap Phil.

Baca Juga: CATAT!!! Ini 7 Akun Instagram dan Website Penyedia Infrormasi Lowongan Kerja di Indonesia

Aung San Suu Kyi telah lama melakukan perjuangan mengakhiri kekuasaan militer.

Pada pemilu November 2020 NLD meraih kursi sebanyak 396 dari 476. Sedangkan Partai Persatuan Pembangunan dan Solidaritas asuhan Tatmadaw hanya mendapat 33 kursi.

“Negara kami adalah burung yang baru belajar terbang. Tapi saat ini tentara mematahkan sayap kami,” ujar aktivis mahasiswa Myanmar Si Thu Tun yang tergabung ke dalam empat kelompok pemuda pengutuk kudeta militer.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x