Network
GALAMEDIA - Pengamat politik Rocky Gerung menyebutkan saat ini ada partai politik (parpol) koalisi pemerintah yang belakangan bermanuver menunjukkan jiwa oposisi.
Partai tersebut adalah Nasional Demokrat (Nasdem).
Hal itu diungkapkan Rocky menyoal ambang batas calon presiden (presidential threshold) 20 persen.
"Nasdem belakangan mendukung ambang batas presiden itu 15 persen saja, dalihnya supaya mengurangi oligarki politik," kata Rocky saat berbincang-bincang dengan jurnalis senior Hersubeno Arief dalam tayangan video YouTube Rocky Gerung Official, Jumat 5 Februari 2021.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Berulang Tahun, Yuk Intip 5 Foto Mesranya Rayakan Ulang Tahun Bersama Pasangan
Rocky berpendapat bahwa pemerintah beserta partai koalisinya berupaya menghalangi capres seperti Anies Baswedan dengan ketentuan ambang batas presiden 20 persen.
Ketentuan itu, lanjut dia, menyulitkan munculnya calon presiden yang lebih alternatif dengan menghitung peta politik saat ini.
Namun, Rocky melihat ada harapan baru yang muncul dari Partai Nasdem terkait ambang batas presiden tersebut.
Oleh karenanya, ia berharap semoga Nasdem bisa bergabung dengan PKS dan Demokrat untuk membuka peluang calon presiden diuji kemampuan berpikirnya dan integritasnya.
Baca Juga: Kapal Perang AS Terobos Wilayah China di Laut China Selatan, Beijing Kerahkan Armada Angkatan Udara dan Laut
“Nasdem punya pikiran dan bahasa politiknya itu 20 persen beroposisi. Ya saya harap Nasdem gabung dengan PKS dan Demokrat untuk membuka kemungkinan calon (capres) diuji kemampuan berpikirnya, moral dan integritasnya,” ujarnya.
Menurutnya, dengan sikap tersebut partai besutan Surya Paloh itu bisa melawan dominasi oligarki.
“Mudah-mudahan Nasdem ikut serta dalam akal sehat PKS dan Anies serta Demokrat dengan AHY, yang punya politik penanding yang politiknya menandingi politik mainstrem di Istana,” ucapnya.
Baca Juga: Anies Baswedan Pastikan Jakarta Tak Lockdown Akhir Pekan: Virus Menyebar Tanpa Mengenal Waktu
Rocky Gerung pun kembali membahas soal isu kudeta Partai Demokrat. Menurutnya, sejak awal ia sudah melihat kudeta Partai Demokrat adalah sinyal satu paket kecemasan oligarki kekuasaan yang cemas pada Partai Demokrat dan AHY serta PKS dengan Anies.
“Jadi AHY Anies dia itu diintai kekuasaan yang takut agar jangan sampai Indonesia itu jadi terbuka. Mereka ingin Indonesia dikunci,” ujarnya.***
