Luhut Binsar 'Keceplosan' Soal Data 2 Juta Kasus Positif Covid-19 Ditutupi, Juru Bicara: Salah Tangkap

- 6 Februari 2021, 15:13 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut Binsar Pandjaitan. /ANTARA/


GALAMEDIA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sempat mengungkapkan hampir dua juta data atau mungkin lebih belum masuk dalam data nasional penanganan pandemi virus corona (Covid-19).

Hal tersebut diungkapkannya dalam sebuah acara diskusi virtual dengan para Epidemiolog, Kamis 4 Februari 2021 lalu.

Terkait "keceplosannya" sang menteri, Juru Bicara Menko Marves, Jodi Mahardi memberikan penjelasan maksud dari pernyataan tersebut.

Disebutkan, data dua juta tersebut bukan data kasus positif Covid-19 yang ditutupi, melainkan kasus negatif yang belum terlaporkan.

Dikatakan, data tersebut belum tercatat karena banyak laboratorium yang cenderung lebih dahulu melaporkan kasus positif agar segera mendapat penanganan selama ini.

Baca Juga: Cara Cek Data Penerima Bansos Rp300 Ribu, Siapkan KTP dan KIS

"Sebenarnya bukan 2 juta kasus positif yang belum masuk, tetapi ada banyak hasil tes negatif yang tertunda untuk dilaporkan oleh laboratorium. Karena jumlah tes yang besar dan tenaga entry terbatas, laboratorium cenderung lebih dahulu melaporkan hasil positif agar bisa segera ditindaklanjuti," katanya dalam keterangannya, Sabtu 6 Februari 2021.

Menurutnya, sejumlah pihak salah menangkap maksud pernyataan Luhut.

Dikatakan, hal yang dimaksud Luhut lewat pernyataan itu ialah dua juta data tersebut akan membuat angka positivity rate mengalami penurunan ketika sudah tercatat.

"Jadi ketika data tersebut nanti sudah terintegrasi dan dimasukkan, angka positivity rate juga akan turun karena memang banyak data kasus negatif yang tertunda untuk dilaporkan sebelumnya," jelasnya.

Baca Juga: Soal Suara Dentuman Misterius, BMKG Sebut Bencana Kabut Asap Sempat Telan Korban Jiwa Sebanyak 12.000 Orang

Namun Jodi mengakui, integrasi data masih menjadi masalah dalam penanganan Covid-19.

Disebutkan, Menko Marves terus mendorong perwujudan big data kesehatan yang menampung dan mengintegrasikan berbagai sumber data kesehatan, seperti rekam medis elektronik, BPJS Kesehatan, hingga vaksin dalam penanganan Covid-19.

"Memang ini menjadi pekerjaan rumah bersama. Tapi Menko Luhut melihat pandemi ini sebagai momentum yang tepat bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem database kita, bukan hanya di bidang kesehatan, tapi lainnya juga supaya kita bisa punya sistem manajemen data yang baik," tutur Jodi.

Baca Juga: Gempa Bumi 6,9 SR Guncang Filipina, 51 Orang Meninggal Dunia dan 112 Terluka pada 6 Februari 2012

Seperti diketahui, jumlah total kasus positif Covid di Indonesia telah mencapai 1.134.854 orang pada Jumat 5 Fabruari 2021.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x