Prabowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno Jadi Calon Potensial di Pilpres 2024

- 8 Februari 2021, 15:59 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. /Instagram.com/@prabowomenhan


GALAMEDIA - Pakar hukum tata negara Refly Harun menganalisis peta politik di tanah air terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Dalam tayangan video pada kanal YouTube Refly Harun, Minggu 7 Februari 2021, Refly menilai ada sejumlah nama yang diprediksi akan menonjol, apalagi melihat hasil survei elektabilitas terakhir.

Disebutkan, salah satu nama yang masih terus eksis dalam dua pilpres terakhir hingga menjelang 2024 adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

"Jabatan sebagai Menteri Pertahanan memungkinkan Prabowo tetap dalam media exposure yang tinggi," ujarnya.

Berdasarkan survei Indo Barometer, Prabowo disebut sebagai menteri dengan kinerja terbaik.

Baca Juga: Jutaan Buruh Desak Kejaksaan Agung Ungkap Dugaan Korupsi BPJS Ketenagakerjaan

"Itu menunjukkan bahwa dia punya ekspos atau komunikasi yang baik. Orang memikirkan dia kerja baik di bidangnya, paling tidak pencitraannya baik," komentar Refly.

Selain itu, nama-nama yang dianggap dalam posisi teratas hasil survei saat ini adalah sejumlah tokoh kepala daerah dan menteri.

"Kedua, tentu saja ketika bicara top of the line, pastilah nama-nama itu tidak akan jauh dari Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno," terang Refly Harun.

"Inilah sesungguhnya 5 besar kalau kita bicara top of the line presiden," terangnya.

Tidak hanya itu, lanjut dia, Gubernur DKI Jakarta berada di urutan kedua dari 5 besar.

Ia pun memprediksi banyak yang masih mendukung Anies Baswedan karena dianggap sebagai tokoh oposisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Mendagri Keluarkan Instruksi PPKM Berbasis Mikro, Anies Baswedan: Sejak Tahun Lalu Sudah Diterapkan di RT RW

"Kenapa begitu? Sederhana. Anies Baswedan dipersepsikan sebagai antitesis dari kekuasaan yang ada saat ini," katanya.

"Karena itu, mereka yang kecewa dengan pemerintahan Presiden Jokowi pasti menempatkan Anies Baswedan sebagai prioritas," lanjut dia.

Di sisi lain, suara dukungan untuk Prabowo masih terpecah. Pasalnya, sudah masuk dalam koalisi pemerintahan dengan menerima jabatan menteri.

Namun ia masih memiliki pendukung setia yang memilihnya pada pilpres 2019 lalu ketika melawan Jokowi.

Maka dari itu belum dapat diprediksikan bagaimana sikap pendukungnya kelak pada 2024.

"Sementara Prabowo mixed-up. Dia belum mendapat sepenuhnya pendukung Presiden Jokowi, tapi juga belum sepenuhnya kehilangan pendukungnya. Sehingga nilainya masih tinggi," jelas Refly.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Disebut Butuh 10 Tahun Membuat Berang Istana, IDI Nyatakan Bisa Saja Benar

Pemilihan kepala daerah (pilkada) 2022 menuai polemik di sejumlah wilayah. Pertimbangan utama adalah kemungkinan banyaknya masa jabatan kepala daerah yang berakhir pada 2022.

Sementara itu, jika dilakukan serentak bersamaan dengan pemilihan presiden (pilpres) 2024, kursi kepala daerah akan kosong terlalu lama.

Pakar hukum tata negara Refly Harun menganalisis kemungkinan skenario pilkada pada 2022 atau jika ditunda hingga 2024.

"Kalau versi pemerintah yang sudah tercantum dalam Undang-undang Pilkada 2016, yaitu akan dilakukan pemilihan serentak pada 2024," katanya.

"Karena itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah berkampanye tidak mengubah Undang-undang Pemilu," lanjutnya

Jika pilkada dilakukan serentak 2024, maka dapat diselenggarakan setelah pilpres dan pemilihan legislatif (pileg).

Baca Juga: Kini, Ikan pun Sudah Bisa Hidup dan Anak-anak Bisa Berenang di Aliran Sungai Citarum

"Kalau itu terjadi, maka seperti Anies Baswedan yang masa jabatannya berakhir pada 2022 akan nganggur selama 2 tahun untuk mengikuti pilkada atau pilpres," terang Refly.

"Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil juga nganggur karena mereka berakhir masa jabatannya 2023," paparnya.

Sementara kekosongan jabatan, dapat ditunjuk pelaksana tugas (plt).

Namun plt yang nantinya ditunjuk akan terlalu lama memimpin, yakni selama 2 tahun.

Diketahui plt tidak dapat mengambil keputusan strategis karena sesungguhnya tidak memiliki mandat demokratis atau tidak dipilih rakyat secara langsung.

Baca Juga: Anies Baswedan Pasti Dibully Sampai 7 Purnama Jika Jakarta Banjir, Gus Umar: Kebayang Gak

"Skenarionya, tanpa memperhatikan di situ ada Anies, Ganjar, atau Ridwan Kamil, maka kalau pemilu 2024 jauh lebih baik kalau masa jabatannya diperpanjang sampai 2024," komentar Refly.

Pilihan lainnya adalah memperpanjang masa jabatan gubernur atau kepala daerah lainnya sampai 2024, bersamaan dengan pilpres.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x