Ada Sosok Orang Istana di Balik GAR-ITB, Pihak ITB: Bukan Organisasi di Bawah ITB

- 14 Februari 2021, 19:23 WIB
Tugu Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tugu Institut Teknologi Bandung (ITB). /Pikiran-rakyat.com/Ade Bayu Indra/



GALAMEDIA - Kepala Biro Humas dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Naomi Sianturi menyatakan elemen masyarakat yang mengatasnamakan Gerakan Antiradikalisme Institut Teknologi Bandung (GAR-ITB) bukan organisasi resmi di bawah naungan ITB.

Seperti diketahui, GAR-ITB adalah kelompok yang melaporkan Din Syamsuddin ke KASN dan BKN terkait pelanggaran kode etik dan dugaan radikalisme.

"Kalau GAR-ITB bukan organisasi di bawah ITB," kata Naomi dalam keterangan tertulisnya, Minggu 14 Februari 2021.

Oa menyebutkan GAR-ITB tak memiliki struktur resmi dalam lingkup organisasi kampus ITB meskipun anggota yang tergabung merupakan alumni ITB.

Baca Juga: Indonesia Dikategorikan Negara Dengan Demokrasi Cacat, Aktivis Pro Demokrasi: Kok Masih Banyak yang Belain

Dengan begitu, Naomi menegaskan pihaknya tak memiliki kapasitas untuk menjawab pelbagai persoalan terkait GAR-ITB.

"Karena urusan alumni itu hanya alumni dan Ikatan Alumni yang berhak," kata dia.

GAR-ITB menuai kontroversi di tengah masyarakat usai melaporkan Din Syamsuddin ke KASN. Laporan itu terkait dugaan pelanggaran kode etik ASN dalam pernyataan Din soal sengketa Pilpres pada 2019 lalu dan selama aktif di KAMI.

"Dalam konteks ini GAR ITB mendesak KASN agar segera dapat memutuskan adanya pelanggaran kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN yang dilakukan oleh Terlapor," ujar Juru Bicara GAR ITB Shinta Madesari.

Baca Juga: Negara Indonesia Dikepung Bencana, SBY: Barangkali Itu Karena Kesalahan dan Keserakahan Kita

Din dilaporkan lewat surat terbuka nomor 10/Srt/GAR-ITB/I/2021 yang diklaim diteken 1.977 alumni ITB lintas angkatan dan jurusan tertanggal 28 Oktober 2020 lalu.

Merespons aduan itu, Ketua KASN Agus Pramusinto menyatakan telah melimpahkan laporan dugaan radikalisme itu ke Kementerian Agama (Kemenag), dan juga diteruskan ke Satuan Tugas Penanganan Radikalisme ASN.

Sementara itu anggota GAR ITB Nelson Napitupulu mengungkapkan Jubir Presiden Jokowi saat ini, Fadjroel Rachman, masih aktif di GAR ITB.

Fadjroel ikut di diskusi awal pembentukan.

Anggota Gerakan Anti Radikalisme Institut Teknologi Bandung (GAR ITB) Nelson Napitupulu bercerita organisasi ini awalnya terbentuk dari obrolan alumni-alumni ITB dan beberapa kampus lain.

Nelson menyebut mereka yang terlibat dari awal banyak yang bukan merupakan orang terkenal.

Baca Juga: Juru Bicara Sebut Baru Ditanya Pak Jusuf Kalla Saja Sudah pada Murka, Apalagi Kalau Dikritik

“Awalnya sebenarnya ini bukan eksklusif ITB. Jadi memang ini awalnya adanya sekumpulan orang-orang termasuk saya, concern soal radikalisme,” kata Nelson Napitupulu, Minggu 14 Fabruari 2021.

“Kemudian kita berkumpul dengan beberapa perguruan tinggi dari kampus lain, enggak terkenal,” jelasnya.

Nelson mengatakan ada sedikit tokoh populer yang sempat ikut di diskusi awal pembentukan GAR ITB.

Salah satunya Jubir Jokowi saat ini, Fadjroel Rachman.

“Ada Fadjroel Rachman yang sekarang jadi jubir presiden, dia ikut di diskusi awal,” katanya.

Nelson mengatakan, Fadjroel masih aktif di GAR-ITB hingga saat ini.

“Fadjroel (dan juga saya) ada di NKRI dan GAR,” katanya.

Baca Juga: Relawan Presiden Jokowi Semprot Moeldoko: Stoplah Jangan Buat Gaduh!

Ia menjelaskan, GAR ITB dibentuk sekitar akhir 2019. Saat itu menjelang pemilihan rektor ITB.

Nelson mengatakan, salah satu pemantik munculnya gerakan ini adalah adanya persoalan radikalisme di ITB.

Sebelum bernama GAR ITB, gerakan ini dinamakan NKRI atau Nusa Kinarya Rumah Indonesia.

Sebab, saat itu, selain ITB, ada juga alumni dari UI, UIN, dan Universitas Pancasila.

Namun, dalam perkembangannya, masalah yang dibahas lebih spesifik soal ITB.

Oleh sebab itu, NKRI berganti nama menjadi GAR ITB.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x