Tidak Terima Jokowi Klaim Bendungan Tukul, Politisi PD Beberkan Pencapaian SBY hingga Singgung Buzzer

- 17 Februari 2021, 09:42 WIB
Politisi Demokrat Rachland Nashidik berikan komentar soal dana hibah untuk pembangunan Museum SBY-ANI.
Politisi Demokrat Rachland Nashidik berikan komentar soal dana hibah untuk pembangunan Museum SBY-ANI. /Tangkapan layar YouTube Indonesia Lawyers Club



GALAMEDIA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan Bendungan Tukul di Pacitan, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Pada saat peresmian, Jokowi mengklaim, bendungan itu dibangun pada 2014 atau 2015 karena merupakan salah satu dari 65 bendungan di Indonesia yang dibangunnya sejak Ia menjabat pada 2014.

Namun, ternyata data yang diberikan oleh Kementerian PUPR melalui siaran persnya menyatakan bahwa Bendungan Tukul dibangun pada tahun 2013 dengan APBN sebesar Rp904,4 miliar.

Dengan demikian, bendungan mulai dibangun sejak masa pemerintahan SBY.

Baca Juga: Puluhan Anggota Polisi Militer Kodam III Siliwangi Ikuti Tes Urine

Politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik juga turut buka suara atas pernyataan Jokowi pada peresmian itu.

Seolah tidak terima dengan klaim Jokowi yang seolah melupakan bahwa bendungan itu dibangun mulanya pada saat pemerintahan SBY.

"Bendungan Tukul dibangun mulai tahun 2013 dengan APBN sebesar Rp904,4 miliar. Target selesai 2017 tapi molor 4 tahun, justru di pemerintahan Jokowi. Tidak apa, rakyat Pacitan pasti menghargai keputusan Pak Jokowi meneruskan apa yang dibanfung Pak SBY," tulisnya seperti dilansir Galamedia pada, Rabu, 17 Februari 2021.

Tidak berhenti di situ, Rachland juga beberkan prestasi lain Presiden Indonesia ke-6, SBY.

Baca Juga: Nagita Slavina dan Raffi Ahmad Ulang Tahun, Ucapan Yuni Shara di Postingan Gading Marten Tuai Pujian Netizen

"Siapa sangka kapal selam yang membuat geger negara kawasan ini merupakan inisiasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono?. Kapal selam ini salah satu dari tiga pengembangan perjanjian transfer teknologi yang diteken SBY pada 2011," ujarnya.

Rachland juga mengungkapkan, Jokowi memang tidak pernah menyebut bahwa hal yang ada saat ini merupakan buah dari kebijakan SBY semasa jadi Presiden.

"Seperti di Pacitan, Pak Jokowi di PT PAL juga tidak mengucapkan apapun bahwa kapal selam ini adalah buah dari kebijakan pemerintahan SBY, yaitu kerjasama dengan Korsel dengan syarat transfer teknologi. Bagian program Minimum Essential Force yang dicanangkan SBY," tegasnya.

Baca Juga: Sinopsis dan Live Streaming Ikatan Cinta 17 Februari 2021: Pak Surya Marah Besar Mendengar Kejahatan Elsa

Ia juga mempertanyakan Jokowi enggan menyebut peran serta kebijakan pemimpin terdahulu yang merupakan bagian dari sejarah dari infrastruktur yang diresmikan saat ini.

"Apa sih malunya, hinanya, sulitnya, untuk secara correct menyebut peran dan kebijakan pemimpin sebelumnya, sebagai bagian atau sejarah dari proyek infrastruktur yang Bapak resmikan?," kata Dia.

Bahkan Ia menganggap Presiden Jokowi bukan saja enggan menyebut serta peran serta pemerintahan terdahulunya, namun justru mengerahkan buzzer.

"Bapak bukan saja enggan mengakui, malah mengerahkan buzzer untuk menista," tegasnya.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x