Wagub Jabar Ingatkan Warga Pesantren Agar Patuhi Protokol Kesehatan

- 18 Februari 2021, 17:08 WIB
Wagub Jabar Uu Ruzhnul Ulum  saat melakukan peninjauan penanganan pasien covid di Pesantren Benda Kota Tasikmalaya, Kamis (18/2/2021).
Wagub Jabar Uu Ruzhnul Ulum saat melakukan peninjauan penanganan pasien covid di Pesantren Benda Kota Tasikmalaya, Kamis (18/2/2021). /Septian Danardi



GALAMEDIA - Ratusan santri dan pengajar di Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasikmalaya dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, Klaster penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren terus bermunculan. Akan tetapi, penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren tak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan jumlah pesantren yang ada.

Menurutnya, secara presentase hanya 0,02 persen dari keseluruhan pesantren di Jawa Barat yang muncul kasus Covid-19.

"Klaster pesantren tidak banyak, hanya beberapa titik. Dari 100 persen pondok pesantren yang mengadakan proses belajar mengajar hanya 0,02 persen yang ada kasus seperti ini," katanya saat melakukan peninjauan penanganan pasien covid di Pesantren Benda Kota Tasikmalaya, Kamis 18 Februari 2021.

Ia menyebutkan, terdapat sekira 17 ribu pesantren di Jabar dengan total santri sekira 4,7 juta. Namun, kasus Covid-19 di lingkungan pesantren hanya muncul di Kuningan, Tasikmalaya, Cianjur, dan Garut.

Baca Juga: Gila, BMKG Sebut Hari Ini hingga Besok Gelombang Air Laut Bisa Mencapai Ketinggian 6 meter

"Tak ada kasus klaster pesantren selain di daerah tersebut," ungkapnya.

Menurut Kang Uu, berdasarkan catatan klaster pesantren di Tasikmalaya bukan baru pertama muncul. Sejumlah pesantren telah menjadi klaster penyebaran Covid-19, baik di kabupaten maupun Kota Tasikmalaya.

Sebelum kasus covid 19 merebak di Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasikmalaya, lanjut Kang Uu, paparan virus tersebut juga pernah terjadi di Pesantren Al Kautsar di Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya.

"Kasus covid 19 di pesantren yang tergolong banyak juga menjadi klaster penyebaran Covid-19 pada Januari hanya ada dua pesantren di Tasikmalaya," katanya.

Sedangkan sebelum terjadi di dua pesantren itu juga sempat sejumlah pesantren di Kabupaten/Kota Tasikmalaya menjadi klaster pesantren meski tidak banyak santri yang terpapar.

Baca Juga: Inalillahi, Kemiskinan di Kabupaten Sumedang Terus Meningkat

Di Kabupaten Garut, lanjut Uu, beberapa pesantren juga sempat menjadi klaster penyebaran Covid-19. Padahal sejauh ini para pengurus pesantren telah menjalankan tugasnya dengan baik dalam menjaga protokol kesehatan (prokes).

"Kejadian di Pesantren Persis Benda ini dinilai sudah di luar kendali. Sebab, prokes dilakukan maksimal, tapi Allah yang menentukan," ujarnya.

Menurutnya penanganan klaster pesantren tak bisa dilakukan hanya dengan saling menyalahkan. Apalagi sampai menyalahkan pihak pesantren. "Kita harus cari solusi. Saya tidak suka, saling tuduh dan menyalahkan karena di pesantren banyak kiai dan ulama yang harus kita hormati," ujarnya.

Pihaknya akan mengadakan rapat dengan kiai dan ulama untuk mengingatkan kembali tentang penerapan prokes. Sebagai upaya pencegahan terus bermunculannya kasus Covid-19 di lingkungan pesantren.

Baca Juga: Covid RI Kamis 18 Februari 2021: Positif 1.252.685, Sembuh 1.058.222 dan Meninggal Dunia 33.969 Orang

"Dari sejumlah pesantren yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 yang saya datangi, kasus covid muncul karena pihak pesantren mulai teledor dalam penerapan prokes. Melakukan kegiatan pesantren tidak dengan prokes ketat," katanya.

Satgas penanganan di Kabupaten/Kota di Jabar juga mesti aktif melakukan sosialisasi dan inspeksi ke pesantren. Dengan begitu, penerapan prokes dapat selalu terpantau.

Dikatakan Kang Uu, berdasarkan data terakhir dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, sebanyak 383 orang di lingkungan pesantren itu yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak 333 orang merupakan santri dan 50 pengajar dan karyawan pesantren.

Mereka yang terkonfirmasi positif diisolasi tersebar di sejumlah tempat, yaitu 110 orang di Hotel Crown, 55 orang di Rumah Sakit Dewi Sartika, 5 orang di RSUD dr Soekardjo, 175 orang di pesantren, satu orang di RSHS, 1 orang di Puskesmas Lakbok Ciamis, 3 orang telah pulang, dan 32 orang isolasi mandiri.

Baca Juga: Gempa Bumi Berkekuatan 5,4 Guncang Wilayah Iran, 78 Desa Mengalami Kerusakan Serius

"Saya juga ingatkan para santri untuk tetap taat prokes. Santri harus jadi pelopor kesehatan. Izin untuk pesantren beraktivitas akan terus diberikan," pungkasnya. ***

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x