Tanya Apakah Betul Jokowi Berkuasa Penuh? Profesor Salim Said: Saya Menahan Diri Bicara Karena Takut

- 23 Februari 2021, 16:00 WIB
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Prof Salim Said.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Prof Salim Said. /Tangkapan layar Youtube/Talk Show TvOne/Youtube/Talk Show TvOne

GALAMEDIA - Pengamat politik Profesor Salim Said meyakini Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan orang baik dengan membuka peluang revisi Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

“Saya kan sebenarnya selalu bilang Pak Jokowi itu orang baik. Maksudnya juga baik. Dari dulu juga begitu,” katanya dikutip dari tayangan video YouTube pada kanal Hersubeno Arief Point, Selasa, 23 Februari 2021.

Menurut Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Indonesia ini, yang menjadi masalah adalah struktur politik yang ada saat ini, apakah bisa membuat seseorang seperti Presiden Jokowi untuk selalu berbuat baik.

“Sebab persoalan di negeri ini adalah who is real in control, siapa yang berkuasa. Karena bicara sistem yang kita jalankan sekarang, sengaja atau tidak, itu oligarki,” tegasnya.

"Kalau oligarki itu pertanyaan sulit, siapa yang sebenarnya berkuasa".

Baca Juga: Resmi Bubar! Simak 10 Lagu Terbaik dari Duo Legendaris, Daft Punk

Dia mempertanyakan apa betul Jokowi berkuasa penuh? Atau Jokowi berkuasa sebagian. Lantas sebagian lagi siapa yang berkuasa.

Bagi Prof Salim pertanyaan ini jawabannya penting. Kalau tidak jelas maka yang akan terjadi beredarnya ketakutan, misalnya seperti Kwik Kian Gie yang takut bicara.

“Saya juga sudah beberapa kali bicara, saya menahan diri bicara karena takut,” lanjutnya lagi.

Sebab nanti jika kritik kepada pemerintah, meski Presiden Jokowi minta masyarakat melakukan kritik tetapi jika di sekelilingnya tidak terima karena terganggu kepentingannya maka yang terjadi pihak yang kritis dibuat susah.

Baca Juga: Makna Dibalik Pesan Young Lex di Pernikahan Reza Arap dan Wendy Walters

“Jika orang lain dari kalangan oligarki itu merasa dirugikan atau lebih dirugikan, maka dia bisa bertindak untuk mempersulit kita,”  sambungnya.

Sebelumnya, ekonom Kwik Kian Gie mengaku takut menyampaikan pendapat berbeda dengan pemerintah karena khawatir langsung diserang buzzer di media sosial.

Padahal pendapat yang disampaikan bukan untuk menyerang, melainkan memberi masukan alternatif yang mungkin bisa digunakan.

Baca Juga: Airlangga Hartarto: Bismillahirrahmanirrahim, Program Kartu Prakerja Tahun 2021, Saya Nyatakan Dimulai

Sementara Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menyatakan demokrasi yang diterapkan saat ini harus menjadi introspeksi bersama. Sebab masyarakat ketakutan dipolisikan jika menyampaikan kritik kepada pemerintah.

"Bagaimana mengkritik pemerintah tanpa dipanggil polisi? Ini tentu menjadi bagian upaya kita semua," kata JK di acara mimbar demokrasi Youtube PKS, pekan lalu.

Menurutnya dalam demokrasi check and balance itu hal yang wajar. JK juga mengapresiasi sikap Presiden Jokowi yang mempersilakan dikritik.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x