Jelang Pilpres 2024, Elektabilitas 7 Tokoh Ini Kian Meningkat, Refly Harun: Bisa Jadi Seperti Kuda Liar

- 1 Maret 2021, 11:53 WIB
Pakar hukum tata negara, Refly Harun.
Pakar hukum tata negara, Refly Harun. /Instagram/@reflyharun.



GALAMEDIA – Ahli hukum tata negara, Refly Harun  menilai jika dalam pemilihan presiden (Pilpres) para calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) dihimbau untuk memiliki partai politik (Parpol) yang mendukungnya.

Menurutnya, Mahkamah Konstitusi (MK) akan menolak untuk mengabulkan permohonan dari Capres dan Cawapres yang maju ke Pilpres melalui jalur independen.

“Kita tidak memungkinkan untuk calon perseorangan. Bahkan, MK menolak mengabulkan calon presiden perseorangan atau independen,” ujar Refly Harun yang dikutip Galamedia dari kanal Youtube pribadinya, @Refly Harun, 1 Maret 2021.

Pada Pilpres 2024, Refly menilai jika Gubernur DKI Anies Baswedan merupakan salah satu kandidat yang potensial.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca 1 Maret 2021, BMKG: Berpotensi Hujan Lebat Disertai Kilat dan Angin Kencang

Di samping itu terdapat pula Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.

“Anies adalah salah satu kandidat yang dianggap potensial. Selain Anies Baswedan, di papan atas itu ada Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno,” ujarnya.

Meskipun telah berada di koalisi istana, Refly menilai jika Prabowo dan Sandiaga akan tetap memiliki jalur politiknya masing-masing pada Pilpres 2024.

“Namun, Prabowo dan Sandiaga sudah masuk koalisi istana. Tapi tentu politik itu cair,” ungkapnya.

Baca Juga: Buka pln.co.id, Untuk Bantuan Token Listrik Gratis Terakhir di Maret 2021

Berbeda halnya dengan Ganjar Pranowo, Refly menilai jika Gubernur Jateng akan memiliki elektabilitas yang tinggi sepanjang dirinya didukung penuh oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

“Sementara Ganjar akan berpengaruh sepanjang di-endorse PDIP. Jika tidak di-endorse bisa jadi seperti kuda liar,” ujarnya.

Namun dengan tingginya elektabilitas yang dimiliki Ganjar Pranowo, Refly yakin jika Ganjar Pranowo masih bisa bergabung dengan partai lain.

“Artinya bisa diambil dengan partai manapun. Jika tidak diambil dengan PDIP,” ungkapnya.

Di sisi lain, Ridwan Kamil merupakan salah satu kandidat yang belum bergabung dengan parpol manapun meskipun dirinya pernah diusung Nasdem dalam pencalonannya sebagai Gubernur Jabar.

Baca Juga: Sama-sama Isolasi Mandiri Akibat Covid-19, Bocah 11 Tahun Temukan Ayah Ibunya Telah Jadi Mayat di Tempat Tidur

“Ridwan Kamil pun sama sebagai pemain bebas meski pernah diusung oleh Nasdem tapi belum menjadi anggota parpol Nasdem,” ujarnya.

Berbeda dengan yang lain, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kini sedang menghadapi gejolak “kudeta” yang ingin menyingkirkannya dari Partai Demokrat.

Oleh karena itu, Refly mengimbau agar AHY segera menyelamatkan jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Menurutnya, jabatan tersebut dapat dijadikan kendaraan untuk bertarung di Pilpres 2024.

“Sedangkan AHY sangat tergantung dengan cara dia menyelamatkan jabatannya di Partai Demokrat karena keinginan untuk menggusur AHY sangat kuat,” ujarnya.

Dari polemik kudeta tersebut, dirinya mengaku ingat dengan momen kekisruhan yang pernah terjadi di tubuh Partai Golongan Karya (Golkar).

Baca Juga: Dipecat Partai Demokrat, Jhoni Allen Serukan KLB hingga Sebut SBY Lakukan Pengingkaran Fakta Sejarah

Pada saat itu, di Partai Golkar terpecah menjadi dua kubu kepengurusan yakni kubu Agung Laksono dan kubu Aburizal Bakrie yang berujung hingga ke pengadilan.

Di dalam pengadilan, kubu kepengurusan Agung Laksono dipilih sebagai kepengurusan Partai Golkar yang sah.

“Jangan-jangan skenarionya seperti Golkar yaitu dengan adanya kepengurusan kembar hingga berujung ke pengadilan. Menang dan kalah hanya tergantung dari Menteri Hukum dan HAM,” ujarnya

“Kita tahu Yasaona Laoly sudah “sukses” membuat Aburizal Bakrie terpental dari Golkar,” pungkasnya.

Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) telah merilis data elektabilitas para tokoh politik di Indonesia, 22 Februari 2021.

Baca Juga: The Crown Berjaya, Perankan Putri Diana dan Pangeran Charles Golden Globes Milik Emma Corrin & Josh O'Connor

Pada data tersebut, Prabowo Subianto berada di urutan paling atas dengan 22,5 persen responden.

Menurut Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, Prabowo merupakan sosok yang tegas, wibawa, dan memiliki perhatian yang besar untuk rakyat.

Sementara di urutan berikutnya adalah Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 10,6 persen, disusul Anies Baswedan dengan 10,2 persen, Basuki Tjahaja Purnama 7,2 persen, Sandiaga Uno dengan 6,9 persen, Tri Rismaharini 5,5 persen, Ridwan Kamil 5 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,8 persen, dan Susi Pudjiastuti 2,3 persen. ***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x