Awalnya phthalates digunakan untuk PVC, plastik yang keras tapi elastis dan produk seperti pengusir serangga. Sejak itu penggunaannya mengalami ledakan.
Kini produk kecantikan termasuk sampo, cat kuku, pembalut wanita, lantai kayu imitasi dari vinil, kantong infus, minyak, deterjen, dan kemasan makanan ikut menggunakannya.
Selain itu, obesitas dan kurang olahraga ikut memengaruhi kesuburan baik pria maupun wanita.
Baca Juga: Dipecat Partai Demokrat, Jhoni Allen Serukan KLB hingga Sebut SBY Lakukan Pengingkaran Fakta Sejarah
Lebih jauh phthalates disebut Swan mengganggu sirkuit antara dua bagian otak dan organ reproduksi wanita atau hipotalamus dan kelenjar pituitari, bagian otak yang mengatur hormon dan gonad, testis pada pria atau ovarium pada wanita.
Sirkuit ini mengontrol umpan balik yang menghasilkan hormon seks dan reproduksi sekaligus membantu mengaturnya.
Apa pun yang mengacaukan sumbu ini akan menurunkan kadar hormon seks, termasuk testosteron dan estrogen. Jika efeknya kuat atau cukup bertahan, maka dapat mengganggu reproduksi.***