3 Maret 1924, Sejarah Runtuhnya Khilafah Islam Menjadi Republik Sekuler Turki

- 3 Maret 2021, 15:25 WIB
Khalifah Abdul Majid II (1922-1924 M), khalifah terakhir kaum muslim di dalam kekuasaan Khilafah. /Wikipedia
Khalifah Abdul Majid II (1922-1924 M), khalifah terakhir kaum muslim di dalam kekuasaan Khilafah. /Wikipedia /

Inilah cikal bakal kaum muslim menerima Demokrasi dan menganggap itu merupakan bagian dari Islam.

Baca Juga: Polemik UU Omnibuslaw Kembali Memanas, Rocky Gerung: Hanya Sekedar Juru Tulis dari Kekuatan-kekuatan Besar

Ketika masa Khalifah Muhammad Risyad V (1909-1918 M), Khilafah ikut dalam Perang Dunia I bersekutu dengan Jerman melawan Inggris di pertempuran Gallipoli pada 1915.

Khilafah memenangi pertempuran tersebut dan mengusir angkatan laut Inggris. Di sinilah muncul Mustafa Kemal Attaturk yang dianggap pahlawan.

Saat ini, Mustafa Kemal sebagai seorang perwira junior yang telah memenangkan pertempuran, meski pada 25 April 1915, Inggris berhasil merebut kembali Gallipoli.

Khilafah pun pada akhirnya pada setelah Perang Dunia I berakhir pada 1918, namun Inggris dan Prancis sudah lebih dulu memecah-belah wilayah Khilafah lewat Perjanjian Sykes Picot pada 16 Mei 1916.

Mustafa Kemal semakin dikenal masyarakat, dirinya pun berperan sebagai agen Inggris untuk menyetujui penghapusan Khilafah dan pendirian Republik Sekuler Turki.

Hingga akhirnya pada 3 Maret 1924, Majelis Nasional yang dibentuk Mustafa Kemal menyatakan penghapusan Khilafah.

Esoknya, Khalifah terakhir kaum muslim, Abdul Majid II dijemput oleh pasukan istana dan diasingkan ke Swiss.***

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x