Ingatkan Soal Gempa Magnitudo 9,1, Menko Marves Luhut Pandjaitan: Bosok Bisa Saja Terjadi Tsunami

- 4 Maret 2021, 20:03 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. /Instagram.com/@kemenkomarves/Istagram/kemenkomarves


GALAMEDIA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta pemerintah daerah benar-benar memperhatikan mitigasi bencana di desa-desa rawan terdampak tsunami.

Salah satunya dengan melestarikan hutan magrove sebagai benteng dari gelombang tsunami.

"Jadi teman-teman gubernur atau bupati yang melihat peta sebaran rawan ini, saya kira sudah punya semua. Ayo kita hati-hati," kata Luhut dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2021 di Jakarta, Kamis, 4 Maret 2021.

"Jangan karena sudah setahun tidak ada (tsunami) atau tiga tahun tidak ada atau lima tahun tidak ada, lantas tidak ada. Besok bisa saja terjadi tsunami, atau nanti setelah inipun bisa saja karena tidak ada yang bisa ngatur gempa ini," katanya.

Baca Juga: Stres Gara-gara Pandemi Covid? Anda Bisa Ikut Konsultasi Psikologi Gratis di Guardian Hingga 31 Maret 2021.

Desa rawan tsunami hampir tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia, sehingga ia meminta pemerintah daerah perlu benar-benar memperhatikan peta sebaran desa rawan bencana tsunami dan gempa tersebut.

"Tidak boleh ada kata tidak siap, kita harus siap semuanya. Jadi kita tidak boleh menangisi sesuatu yang karena kita tidak siap," kata Luhut.

Berdasarkan dara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terjadi peningkatan aktivitas kegempaan dari rata-rata tahunan (6.445 kali) di mana jumlah gempa pada 2020 sebanyak 8.264 kejadian, meskipun relatif menurun jika dibandingkan dengan jumlah gempa 2018 yang mencapai 11.920 kali dan 2019 yang mencapai 11.515 kali.

Baca Juga: Prabowo-Airlangga Jalin Kekuatan Jelang Pilpres 2024? Partai Golkar: Di Masa Ini Kami Harus Berangkulan

Berkaca dari kejadian gempa dengan magnitudo 9,1 dan diikuti tsunami di Aceh pada 2004, Luhut mengatakan tidak pernah terbayang itu terjadi.

"Namun memang gempa tidak dapat diprediksi, periode ulangnya panjang membuat orang mudah lupa dan tidak siap, sehingga terasa mendadak bagi masyarakat," katanya.

Oleh karena itu mitigasi dan peringatan dini gempa dan tsunami mendesak dan perlu disiapkan dan dikuatkan, karena memang kejadian alam itu tidak dapat diprediksi, ujar dia.

Menurut Luhut, mangrove yang ada di pesisir pantai dapat menjadi benteng dari tsunami namun kondisinya ada yang kritis, bahkan ada yang dijadikan arang.

Baca Juga: Heboh Jokowi Ajak Benci Produk Asing, Mendag M Lutfi Ungkap Presiden Sedang Marah-marah

"Jadi ini saya minta kepala daerah, teman-teman semua, ayo kita melindungi rakyat dan pemerintah daerah kita sendiri. Kalau anda bertanggung jawab terhadap keselamatan rakyat tempat anda bekerja tolong ini pembelajaran ini dilakukan," ujar Luhut.

Menurut Luhut, ada program pemerintah di tahun 2021 untuk merehabilitasi 150.000 hektare mangrove kritis yang ada di Indonesia, dan berharap pemerintah daerah dapat mengikuti langkah tersebut.

"Kemarin dengan Bu Siti, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sudah mulai melakukan penanaman dengan Menteri Kelautan dan Perikanan di Teluk Jakarta ini untuk 1.000 hektare," katanya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x