Tiktok Jadi Alat Propaganda Militer Myanmar Takuti Pengunjuk Rasa

- 5 Maret 2021, 05:19 WIB
Banyak konten kekerasan militer yang dibagikan di Tiktok
Banyak konten kekerasan militer yang dibagikan di Tiktok /Twitter @FrontierMM

GALAMEDIA – Hingga Rabu 3 Maret 2021 lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa mencatat 38 orang meninggal dunia dibunuh militer Myanmar.

Di tengah gelombang massa yang terus berunjuk rasa, militer Myanmar atau Tatmadaw menggunakan Tiktok sebagai alat propaganda.

Tiktok digunakan untuk menyebar ancaman terhadap seluruh pengunjuk rasa yang menentang kudeta militer, Kamis, 4 Maret 2021.

Kelompok hak digital Myanmar ICT for Development (MIDO) menemukan sekira 800 video militer Myanmar yang mengeluarkan ancaman via Tiktok.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 5 Maret 2021: Bukan Diculik, Jadi Ini Penyebab Andin Hilang

Video tersebut terus beredar ketika militer Myanmar sudah membunuh sekira 38 orang pengunjuk rasa.

Direktur Eksekutif MIDO Htaike Htaike Aung menyebutkan, 800 video Tiktok tersebut merupakan puncak gunung es dari kekejaman militer dan polisi Myanmar.

Juru Bicara Dewan Administrasi Negara Brigadir Jenderal Zaw Min Tun lagi-lagi tidak memberi tanggapan soal ancaman di Tiktok dan meninggalnya remaja putri Kyal Sin oleh militer.

Salah satu video Tiktok yang diketahui menunjukan seorang pria berseragam militer sedang mengarahkan senapan serbu ke arah kamera.

“Saya akan menembak di wajah Anda, dan saya menggunakan peluru sungguhan,” ujar pria yang diduga personel militer Myanmar asuhan Jenderal Min Aung Hlaing.

Baca Juga: Ditaksir Sekitar Hampir 10 Miliar, Meghan Markle Dihantam Skandal Anting Pemberian Pangeran Mahkota Saudi

Selain itu, pria tersebut mengatakan bahwa dirinya akan melakukan patrol di seluruh kota dan menembak siapapun yang dia lihat.

“Jika Anda ingin menjadi martir, saya akan memenuhi keinginan Anda,” ucap pria tersebut kepada pengunjuk rasa.

Tiktok sendiri merupakan aplikasi yang berasal dari China yang digunakan militer Myanmar sebagai propaganda menyebarkan ancaman.

Sementara Facebook, raksasa teknologi Amerika, sudah lebih dahulu memblokir semua halaman yang berkaitan dengan militer Myanmar.

Pihak Tiktok langsung memberikan konfirmasi bahwa pihaknya terus menghapus semua konten yang memicu kekerasan secara agresif.

Baca Juga: Cuitan Andi Arief Ini Diduga Jadi Penyebab Akun Twitter-nya Diretas 'Kakak Pembina'

“Secara agresif kami memantau untuk menghapus konten apa pun yang melanggar pedoman kami,” ujar Tiktok dalam keterangannya soal kondisi Myanmar.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x