GALAMEDIA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri dan membenci produk asing.
Politisi PDIP Arya Bima menyebut jika pernyataan tersebut merupakan suatu pernyataan yang bersifat affirmative action atau diskriminasi positif.
"Konteksnya ya saya melihat itu sebagai suatu aksentuasi affirmative action (diskriminasi positif) untuk kita cinta produk dalam negeri," ujar Arya Bima yang dikutip Galamedia dari tayangan acara Rosi pada 5 Maret 2021.
Menurutnya, pernyataan tersebut diserukan Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) karena Indonesia akan segera dibanjiri dengan produk-produk asing yang sempat tertunda distribusinya akibat pandemi Covid-19.
Tentunya, hal tersebut telah didiskusikan dalam rapat kerja komisi VI DPR dengan para stakeholder asosiasi-asosiasi industri baik itu dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) maupun Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
"Jadi mesti dipahami dalam rapat kerja komisi VI dengan stakeholder asosiasi-asosiasi industri. Baik itu menteri perdagangan maupun menteri perindustrian, kita tekankan pasca pandemi recovery covid-19 ini terjadi pending barang-barang ekspor yang akan membludak masuk termasuk Indonesia.Bentar lagi kita akan kebanjiran barang ekspor yang dipending itu," ujarnya.
Terkait dengan pernyataan 'benci', Arya mengungkapkan jika pernyataan itu dilontarkan Jokowi tersebut semata-mata hanya ingin membangun sikap mental masyarakat Indonesia menjadi lebih kreatif dalam hal produksi dalam negeri.